Aksi unjuk rasa di Inggris dan Maroko
Di bagian Inggris, terdapat 1.000 polisi yang dikerahkan demi menjaga aksi unjuk rasa di Downing Street. Lokasi demo tersebut berlangsung di kantor media BBC. Adapun para massa protes soal pemberitaan BBC terkait konflik regional antara Israel dan Palestina.
Sedangkan di Maroko, tepatnya pada Minggu (15/10/2023) juga melakukan aksi unjuk rasa pro Palestina. Adapun demo tersebut dikatakan yang terbesar di negara itu sejak Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020.
“Palestina harus merdeka,” sorak para demonstran yang mengibarkan bendera Palestina, memakai kaffiyeh (sorban khas Palestina), dan menyerukan dukungan mereka bagi Palestina untuk melawan penjajah.
Di sisi lain, ribuan orang juga berkumpul di Karachi, Pakistan, Minggu (15/10/2023), untuk menunjukkan solidaritas pada warga Palestina. Unjuk rasa itu dipimpin Partai Jamaat-e-Islami. Selain membawa banyak bendera Palestina, massa juga membawa poster yang menunjukkan pesan anti-Israel.
Sebagaimana kita ketahui, sejak serangan Hamas pada Sabtu, 7 Oktober silam, Israel tanpa ampun melancarkan serangan balas dendamnya ke Jalur Gaza.
BACA JUGA:Israel Makin Ganas, Hamas Minta Warga Palestina Tetap di Gaza
Serangan udara pun mereka terus upayakan. Kini, Israel persiapkan serangan darat. Mereka telah menempatkan dua kapal induk AS, sejumlah kapal penjelajah, dan kapal perusak berpeluru kendali di sepanjang perbatasan Gaza.
Di samping itu, Israel juga siap melancarkan serangan darat untuk mengejar kelompok Hamas.
Selama satu minggu terakhir, serangan udara Israel telah menghancurkan seluruh pemukiman di Gaza.
Hal ini tentunya mengkhawatirkan warga dunia sehingga tidak heran jika seluruh dunia telah melakukan aksi unjuk rasa atas terjadinya serangan sengit ini.
Terlebih, menurut PBB, jumlah korban dari pihak Palestina dan Israel saat ini telah melampaui perang ketiga Israel dan Palestina pada tahun 2014 yang berlangsung selama enam minggu, yang ketika itu menewaskan 2.251 warga, termasuk 1.462 warga sipil. Sementara dari pihak Israel, 74 orang tewas, termasuk enam warga sipil.(*)