Belum pernah melakukan uji kelayakan jembatan Banyumas
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, kata Agus, jembatan kaca tersebut sudah dibangun selama 11 bulan.
Namun sejauh ini pengelola mengaku belum pernah melakukan uji kelayakan wahana tersebut.
“Kelengkapan safety di sekitar lokasi (wahana) tidak ada, seperti tulisan imbauan pengamanan untuk pengunjung,” katanya.
Lebih lanjut, menurutnya, tidak ada sistem pengamanan memadai yang terbuat secara tertulis agar bisa menjadi petunjuk dan pengunjung bisa baca saat memasuki wahana tersebut sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
“Keterangan awal dari pemilik wahana tersebut akan ada proses analisis” katanya.
Ia pun mencontohkan beberapa bagian yang Tim Labfor periksa, antara lain ukuran dari kaca yang tergunakan.
“Yang kami dalami di TKP bahwa tebal kaca adalah sekitar 1,2 centimeter, kemudian lebar (panjang masing-masing sisi, red.) sekitar 118 centimeter. Ini akan kami cek, kemudian hasil Labfornya seperti apa, yang seyogianya itu terpasang dalam komposisi ukurannya berapa, nanti pihak Labfor jelaskan bersama pihak ahli konstruksi yang kami datangkan,” jelasnya.
BACA JUGA: Sedih, Korban Tewas Insiden Jembatan Pecah Banyumas Ternyata Sempat Akan Anaknya Beri Kejutan
Terkait dengan operasional kawasan wisata HPL, dia mengatakan untuk sementara tutup hingga olah TKP selesai.
Perihal para korban atas insiden jembatan kaca pecah itu, Kasatreskrim mengatakan hingga saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit.
“Kondisinya mulai stabil namun masih menjalani perawatan medis karena mengalami patah tulang pinggul,” katanya.(*)