Dalam open marriage, pasangan dengan sadar dan saling merestui keterlibatan pihak eksternal dalam hubungan mereka. Inilah yang membuat beberapa pasangan lebih memilih open marriage daripada berselingkuh.
Tantangan open marriage yang viral
Namun, ada beberapa tantangan yang sering muncul dalam menjalani open marriage. Perasaan cemburu dan ketidakamanan adalah salah satu tantangan terbesar yang pengelolaannya harus baik.
Selain itu, stigma dan penilaian sosial juga sering kali menjadi tekanan bagi pasangan yang memilih jalan ini.
Tak kalah penting, komunikasi yang jujur dan terbuka perlu penjagaan konsisten untuk memastikan kelangsungan hubungan yang sehat.
BACA JUGA: Kontradiksi Pandangan ‘Normal’ Pernikahan Dini
Bagi pasangan yang mempertimbangkan open marriage, penting untuk memastikan bahwa bentuk hubungan ini sesuai dengan nilai dan kebutuhan masing-masing.
Keberhasilan dalam menjalani open marriage sangat bergantung pada pemahaman yang kuat, kesepakatan yang jelas, serta kemampuan kedua belah pihak untuk mengatasi tantangan emosional yang mungkin muncul.
Akan tetapi, sayangnya, hingga saat ini konsep open marriage masih tidak umum di Indonesia. (*)