Wagub pun menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki sejumlah program untuk melindungi perempuan dan anak dari kekerasan.
Beberapa program adalah Jokawin Bocah, dan jaga kanca. Bahkan, di sediakan pula aplikasi sebagai sarana untuk melaporkan, apabila terjadinya kekerasan.
“Memang permasalahan perundungan, bullying, bahkan kekerasan, sampai kekerasan seksual. Mohon maaf, ini belum banyak terungkap karena memang rasa ketakutannya anak-anak atau perempuan. Atau mungkin bahkan santri,” kata dia.
Wagub pun mendukung kegiatan Naharul Ijtima’ yang di selenggarakan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) yang menghadirkan para Ibu Nyai se – Jawa Tengah.
Pihaknya menilai, para Ibu Nyai punya peran strategis dalam menggaungkan pondok Ponpes yang ramah terhadap anak dan perempuan. Lantaran manajemen pondok pesantren rata-rata di pegang oleh Ibu Nyai. (*)
Editor: Elly Amaliyah