Sementara itu, Walikota Agustina menyampaikan apresiasi atas langkah Unissula dan YBWSA. Atas kontribusi nyata dengan menghibahkan lahan untuk kepentingan publik.
Ia menilai sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam membangun sistem pengendalian banjir yang berkelanjutan.
“Unissula menunjukkan kepedulian luar biasa. Mereka tidak hanya menyediakan lahan, tapi juga sudah menyiapkan kolam retensi dan pompa air mandiri di lingkungan kampus. Ini contoh baik bagi lembaga lain,” kata Agustina.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Semarang akan terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, serta Balai Besar Wilayah Sungai untuk menyusun rencana induk pengelolaan air terpadu. Tujuannya agar sistem pembuangan dan retensi air di kawasan timur kota saling terhubung dan dapat dikendalikan dengan baik.
“Setelah proyek ini selesai, kami akan membangun manajemen pengelolaan air yang lebih baik. Ini bukan hanya pekerjaan fisik, tetapi juga upaya menjaga keberlanjutan kota,” pungkasnya.
Pembangunan sodetan dan kolam retensi di kawasan Unissula harapannya menjadi tonggak penting dalam upaya mengatasi banjir di Jalur Pantura Kaligawe sekaligus menjadi contoh nyata kolaborasi antara dunia pendidikan, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan solusi lingkungan berkelanjutan. (*)
Editor: Elly Amaliyah













