“Karena kebetulan saya sedang mengawal Budidaya Durian Malika, karena durian ini sudah berumur 200 tahun. Nah kalau tidak di jaga, maka bisa punah, sehingga perlu riset konservasi tumbuhan terancam kepunahan,” jelasnya.
Belajar dari pengalaman, lanjutnya, ada satu kejadian salah satu durian unggulan Semarang, durian Kholil tidak bisa kita kembangkan karena terkena petir.
Riset Pangan dan Tanaman BRIDA
“Makanya ini tugas kita semua, tugas BRIDA juga untuk menjaga tanaman ini bisa tetap lestari di Kota Semarang. Saat ini, belum bisa menggunakan anggaran APBD, tapi kami upayakan mencarikan CSR dari swasta dan perusahaan,” terangnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Semarang Sumarsono mengatakan, BRIDA muncul atas inisiatif Pemerintah Daerah dan masuk dalam perubahan program pembentukan Perda.
“Kami sangat mengapresiasi, karena BRIDA ini sangat Pemkot butuhkan,” ujar Suhartono yang juga merupakan Sekretaris Komisi C DPRD.
Sebagai Kota metropolitan, Semarang sangat membutuhkan BRIDA. Karena semua untuk pengembangan Kota harus berdasarkan kajian, riset serta berdasarkan pada rencana yang matang dan inovasi.
“Semarang saat ini udah bagus. Tinggal membuat inovasi-inovasi lagi,” katanya.
Menurutnya, pembangunan di Kota Semarang harus berdasarkan pada riset, kajian yang matang, mendalam, serta perencanaan yang terpadu.
“Pembangunan di kota Semarang ini bisa menjadi pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Ini yang harus menjadi prinsip pembangunan kota Semarang kedepannya,” lanjutnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah