SEMARANG, beritajateng.tv – Wijaya Bakery di Jalan Pemuda Nomor 38, Bangunharjo, Semarang Tengah, Kota Semarang, sudah berdiri selama lebih dari 50 tahun, tepatnya sejak 1960-an.
Menempati bangunan tua di pinggir jalan Pemuda, secara sekilas Wijaya Bakery memang tampak tak begitu megah. Hanya sepasang etalase yang terletak di kanan ruangan. Pun tak ada meja dan kursi yang bisa digunakan oleh pengunjung.
Meski demikian, toko roti tersebut masih menjadi idaman bagi beberapa pihak. Tidak hanya sekitar Semarang, pelanggan juga berasal dari luar kota.
“Nggak cuma Semarang, ada juga yang dari Batam, Jakarta, Bandung, Jepara, Kudus, dan Solo,” ungkap Maria, salah satu karyawan toko roti yang sudah ada sejak dahulu itu saat beritajateng.tv berkunjung Senin 9 Oktober 2023.
Mulanya Milik Orang Asal Belanda
Maria yang telah bekerja sejak tahun 1990-an itu lantas menceritakan awal mula sejarah toko roti ini. Menurutnya, Wijaya Bakery dulunya merupakan usaha orang Belanda yang kemudian dibeli oleh Pak Suryo Wijaya.
“Generasi pertama Pak Surya Wijaya, yang akhirnya jadi nama bakery ini. Terus sekarang dilanjutkan oleh anaknya, Pak Edi Wijaya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Maria mengatakan bahwa seluruh roti di Wijaya Bakery merupakan produksi sendiri. Oleh karena itu, ia berani menjamin bahwa roti di tempatnya tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali.
BACA JUGA:Mencoba Lezatnya Bakery ala Prancis di Ubud dengan Harga Terjangkau
Karena tidak menggunakan bahan pengawet tersebut, roti di Wijaya Bakery hanya mampu bertahan hingga 3 hari. Sementara produksi dilakukan setiap hari.
“Produksi di sini juga, total berdua sama saya, mulai dari jam 5 pagi. Makanya paling pas ke sini jam 11 pagi karena masih anget-anget,” ucapnya.
Kirim ke luar kota dan pernah jadi supplier rumah sakit
Dalam sehari, Maria mengaku bisa menghabiskan lebih dari 5 kg tepung terigu. Jika ada pesanan khusus bahkan bisa sampai puluhan kilogram.