” Kami menggandeng pemuda dan PKK untuk mengelola pasar ini. Alhamdulillah setiap minggunya omset bisa mencapai 30 juta,” ungkapnya.
Pedagang yang berjualan di Pasar Tiban Pinggir Sawah ini diprioritaskan warga yang ber KTP Desa Nglanjuk. Bagi pedagang dari luar desa, hanya bisa titip dagangan.
” Ini masih ada 80 meter lagi lahan dan akan kami kembangkan. Rencananya akan ditambah gasebo di pinggir pematang sawah,” ujar Didik Kusumayanto.
Tiwi salah satu pengunjung asal Desa Klagen, Kecamatan Kedungtuban, menuturkan dirinya bersama anak-anaknya sudah tiga kali datang ke Pasar Tiban Pinggir Sawah.
” Suasananya enak dan harga makananannya pun bersahabat,” ujar Tiwi sambil menikmati lontong pecel.
Candra Syah salah satu pedagang di Pasar Tiban Pinggir Sawah mengungkapkan, setiap hari Minggu dirinya bisa mendapatkan omset ratusan juta rupiah.
Namun demikian dirinya berharap pihak BRI yang sudah mensuport kegiatan ini, untuk membantu pemasaran secara online.
” Hasilnya lumayan mas. Dan setiap Minggu dagangannya selalu habis. Kami berharap BRI bisa membantu pemasaran secara online,” ujarnya.
Camat Cepu Bambang Soegiyatno mendukung adanya pasar tiban di kecamatan Cepu ini karena bisa meningkatkan perekonomian warga.
” Ada berbagai usaha kecil menengah yang ditampung. Selain kuliner ada juga souvernir yang dijual. Kami berharap selain jualan mandiri secara langsung, pedagang juga bisa menjual secara online.Namun demikian kami menghimbau agar pedagang dan pengunjung tetap mentaati protokol kesehatan,” ujar Bambang. (Her/El)