Gaya Hidup

Yohan Pribadi Wikanto, Difabel Tuna Rungu Buktikan Kemerdekaan Lewat Prestasi Seni Lukis

×

Yohan Pribadi Wikanto, Difabel Tuna Rungu Buktikan Kemerdekaan Lewat Prestasi Seni Lukis

Sebarkan artikel ini
lukisan bung karno karya difabel
Yohan Pribadi Wikanto saat memamerkan karyanya, lukisan Bung Karno. Sabtu, 16 Agustus 2025. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

Jenny berharap karya-karya Yohan bisa lebih banyak masyarakat kenal. Produk turunan dari lukisannya seperti kaos dan totebag juga bisa menjadi media agar seni Yohan lebih dekat dengan publik.

“Kalau ada yang bisa mewadahi dan memasarkannya, tentu kami sangat senang. Itu juga bisa membantu Yohan semakin percaya diri,” tutur Jenny.

Ikut pameran lukisan Bung Karno di Festival Mustika Rasa

Salah satu karya terbaik Yohan adalah lukisan Bung Karno, yang di pamerkan di Festival Mustika Rasa di Gedung Oudetrap, Kota Lama Semarang. Dengan persiapan kurang dari satu bulan, Yohan mampu menghasilkan karya detail yang menyedot perhatian banyak pengunjung.

Pelatih lukis Roemah Difabel, Giovanni Susanto, menegaskan bahwa kemerdekaan bagi difabel berarti kesempatan yang sama untuk berekspresi.

Giovanni menambahkan, potensi Yohan membuktikan bahwa difabel tidak kalah dengan seniman pada umumnya. “Kalau dilihat dari sisi berbeda, karya-karya difabel seperti Yohan justru punya nilai unik dan orisinalitas tinggi,” ujarnya.

BACA JUGA: Hadiri Pameran IPA Convex 2025, Bupati Blora Dorong Peningkatan Produksi Migas di Blora

Theresia Rina Dwi Pangestuti, S.Psi., Ketua KSD, menyebutkan bahwa karya-karya seperti milik Yohan tidak hanya dipamerkan, tetapi juga dijual untuk mendukung kemandirian ekonomi difabel.

“Kemarin beberapa karya sudah kolektor beli. Bahkan ada yang di jadikan kalender oleh mitra perusahaan. Karya Yohan sendiri sudah mendapat banyak apresiasi dan ini bukti nyata bahwa difabel bisa hidup dari talentanya,” jelas wanita yang akrab disapa Rina.

Kisah Yohan menjadi inspirasi bahwa keterbatasan tidak berarti kekurangan. Dari tangan seorang tuna rungu lahir karya-karya yang mampu bicara lebih keras daripada suara. Ia membuktikan bahwa seni adalah bahasa universal, dan kemerdekaan sejati adalah ketika semua orang mendapat ruang yang sama untuk berkreasi. (*)

Editor: Farah Nazila

 

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan