“Ini bisa menjadi ikon wisata religi, pak Walikota juga mengirim utusan serta Wakil Gubernur juga menyertakan para santrinya,” katanya.
Ketua Asosiasi Desa Kreatifif Indonesia (ADKI) Fikri El Azis, agenda Ziarah Syawalan Semarang kedepan bisa jadi wisata religi tahunan dengan pengunjung lebih banyak.
Selain itu, bisa mendorong dan menjual tumbuhnya ekonomi kreatif masyarakat dan peserta ziarah.
“Kedepan jangan sampai sebatas ziarah saja tapi bisa ke arah ekonomi kreatif, istilahnya bisa dimonetize lewat para santri dengan produknya,” katanya.
Bahkan dari Ziarah Syawalan Semarang bisa melahirkan produk, destinasi dan desa atau kampung kreatif ramah muslim.
Sehingga mendorong lahirnya kunjungan religi lainnya selain ziarah tersebut.
Terutama bagi para santri diharapkan mampu mencetak semangat sebagai wira usaha baru.
“Santri bisa jadi wirausaha baru, bisa membuka lapangan kerja baru dengan produk yang ramah muslim,” katanya.
Aris Pandan Setyawan Pengurus Yayasan Makan Sunan Pendanaran Samarang, mengakui para pengunjung Ziarah Syawalan Semarang terus bertambah animonya tiap tahun.
“Awal Ziarah Syawalan Semarang ada 30-40 jamaah, saya ingat lima tahun lalu terus naik rata-rata 400 an, tahun ini 500 an,” katanya.
Ziarah Syawalan Semarang juga dihadiri sejumlah ulama, jamaah umum, serta Sekjen ADKI Shafigh Pahlevi Lontoh.
Agenda Ziarah Syawalan Semarang kemudian dilanjutkan mengunjungi makam KH Sholeh Darat di Bergota, Habib Hasan bin Thoha bin Yahya di Mrican dan berakhir di makam Syaikh Sulaiman Cagak Luas di Patemon Gunungpati. (Ak/El)