Selain itu, cuaca panas juga menambah potensi kebakaran di TPA.
“Karena musim kemarau gas metan terperangkap di bawah, panas. Kemudian bisa memunculkan percikan-percikan api, apalagi sampah di TPA random apapun ada, belum lagi ada hembusan angin kencang,” jelasnya.
Adapun salah satu cara untuk mengurangi gas metan, kata Cholis, adalah dengan pengolahan sampah organik. Menurutnya, gas metan muncul karena tumpukan sampah gas organik yang berlebihan.
BACA JUGA:Cek Kebakaran di TPA Jatibarang, Pj Gubernur Minta Petugas Terus Melokalisir Api
Oleh karena itu, Cholis turut menghimbau adanya pengolahan sampah dari hulu paling bawah. Yakni masyarakat dapat melakukan pemilahan sampah sebelum akhirnya masuk ke TPA.
“Open dumping sudah tidak lagi relevan untuk pengelolaan sampah di TPA. Karena ketika musim kemarau potensi untuk kebakaran sangat tinggi sekali, sehingga perlu ada perhatian dalam pengolahan sampah,” pungkasnya.(*)
Editor: Farah Nazila