SEMARANG, beritajateng.tv – Pembawa acara kuliner Bobon Santoso baru-baru ini membuat heboh karena menceritakan perubahan besar tak terduga dalam hidupnya.
Adapun hal ini terungkap dalam sesi podcast Denny Sumargo. Dalam pengakuannya, niat awalnya hanya ingin membuat konten memasak bersama seorang ustaz. Namun, tanpa ia duga, pulang dengan status baru sebagai seorang Muslim.
Bobon bercerita, sebelumnya, ia telah memiliki kedekatan dengan agama Islam berkat lingkungan Muslim di kampung halamannya.
Keputusan untuk menjadi mualaf muncul setelah kejadian tak terduga saat membuat konten memasak.
BACA JUGA: Inspiratif! Kisah Warga Semarang Hijrah saat Ramadan, dari Hapus Tato hingga Mualaf Abdikan Diri
Bobon awalnya hanya berencana untuk membuat konten kuliner bersama Ustadz Derry. Saat mereka memutuskan untuk membuat sop kambing Arab untuk berbuka puasa, Ustadz Derry menyatakan bahwa hanya orang Muslim yang boleh menyembelih kambing.
Tanpa ada niat lain, Bobon mengikuti petunjuk tersebut dan mengucapkan kalimat syahadat.
Setelah mengucapkan syahadat, Bobon merasakan campur aduk emosi. Ia terkejut dengan keputusan mendadak ini dan bertanya-tanya apakah semua ini nyata.
“Sampai di kantor, ini tuh mimpi atau bukan sih? Cepat banget,” ungkap Bobon kepada Denny Sumargo, seperti beritajateng.tv kutip dalam kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Rabu 19 Maret 2025.
Kendati ia sudah mengucapkan syahadat, Bobo mengaku belum sepenuhnya siap menjadi seorang Muslim.
“Kalau dibilang persentasenya nggak sampai 100 persen,” ujarnya, menunjukkan bahwa ia masih perlu waktu untuk mendalami ajaran Islam.
BACA JUGA: Berbeda Agama di Keluarganya, dr Tirta Ungkap Alasannya Mualaf di Usia 23 Tahun
Tak hanya mengefek kepada dirinya, perubahan menganut agama berbeda ini pun juga dirasakan oleh keluarga Bobon, terutama istrinya.
Isrinya, sebelumnya menganut agama Khonghucu dan kini telah memeluk Kristen, merasakan kebingungan akibat perubahan ini.
Bobon memahami bahwa pilihannya untuk berpindah agama sebagai mualaf memengaruhi perjalanan spiritual keluarganya, meskipun ia yakin bahwa langkah ini adalah sesuatu yang harus diambil. (*)