Gaya Hidup

Sineas Semarang Kagumi Film “Turang” yang Sempat Lenyap: Gaya Sutradara Wes Anderson tapi Tahun 50-an

×

Sineas Semarang Kagumi Film “Turang” yang Sempat Lenyap: Gaya Sutradara Wes Anderson tapi Tahun 50-an

Sebarkan artikel ini
Turang
Sineas asal Kota Semarang Tatang A Riyadi dalam sesi diskusi usai pemutaran film Turang (1957) di Rumah Po Han, Kota Semarang, Selasa, 29 April 2025 malam. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tvSineas Kota Semarang begitu takjub usai menonton film Turang produksi 1967 silam yang sempat lenyap puluhan tahun saat pemerintahan orde baru.

Adapun penayangan perdana film Turang berlangsung di Rumah Po Han, Kota Semarang, Selasa, 29 April 2025. Sineas asal Kota Semarang, Tatang A. Riyadi, berdecak kagum usai menyaksikan film besutan sutradara Bachtiar Siagian tersebut.

Dalam sesi diskusi, Tatang mengungkap bukan tanpa alasan Turang bisa menjuarai Pekan Apresiasi Film Nasional tahun 1960 silam, yang saat ini masyhur dengan nama Festival Film Indonesia (FFI).

BACA JUGA: Hilang Puluhan Tahun, Film “Turang” Karya Bachtiar Siagian Mampir Tayang Perdana di Kota Semarang

Film produksi tahun 50-an itu menurutnya sudah bisa menampilkan sinematografi yang bagus di zamannya. Bahkan, kata dia, teknik yang Bachtiar Siagian gunakan dalam beberapa scene serupa dengan film garapan Wes Anderson.

“Layak ketika film ini dapat juara di FFI 1960. Secara sinematografi bagus dan beberapa scene, ketika Rusli dan komandan berdebat, aku melihat panning-nya sama seperti yang Wes Anderson kerjakan. Treatment one take, tetapi tetap simetris,” ungkap Tatang.

Turang bukti moncernya dunia perfilman Indonesia tahun 50-an

Baginya, Turang membukakan mata bahwa dunia perfilman di Indonesia pada tahun 50-an sudah bersinar.

“Dan ini orang Indonesia tahun 1957 sudah bisa mengerjakan itu, itu sangat luar biasa. Bagaimana senapan ditonjolkan, cara membidiknya, itu sangat diperhatikan,” sambung Tatang.

Menurutnya, Turang menjadi salah satu film yang sengaja dihilangkan pada orde baru. Baginya, Turang bukan hanya menggambarkan warga Indonesia yang berjuang melawan Belanda. Namun, bagaimana gerakan warga bantu warga untuk mempertahankan tanah airnya sendiri.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan