SEMARANG, beritajateng.tv – Jawa Tengah mempererat hubungan di bidang pendidikan dengan negara bagian Melaka, Malaysia. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin, menerima kunjungan kehormatan dari utusan Gubernur Negeri Melaka sekaligus Naib Canselor Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM), Masilla Kamalrudin, di kantornya, Kamis, 17 Juli 2025.
Massila mengungkap hubungan antara UTeM dengan Provinsi Jawa Tengah bukan kali pertama.
Bahkan, kata Massila, kampusnya sudah menjalin hubungan dengan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) sejak tahun 2008 silam.
BACA JUGA: Usai Malaysia, Bandara Ahmad Yani Semarang Buka Peluang Rute Baru ke Vietnam, Thailand, dan China
“Kami sudah berhubungan dengan Udinus sejak 2008, maka pelajar sudah ramai ada yang bergraduasi (lulus) S-1, S-2, S-3, itu kita kembangkan lagi,” ungkap Massila.
Sehari sebelum mengunjungi kantor gubernur, Massila sempat menyambangi salah satu SMK Teknik di Jawa Tengah. Besar harapannya agar para pelajar di sekolah itu mau melanjutkan studi di UTeM.
“Semalam saya melawat anak-anak di SMK Teknik, maka saya berbesar hati agar anak-anak itu belajar di UTeM, karena kami university of technology. Saya menjemput dan saya berbesar hati kalau Pak Gubernur boleh mengembangkan lagi kerja sama ini, membenarkan kami supaya silaturahmi senantiasa berkekalan,” jelasnya.
UTeM tertarik kerja sama dengan Universitas Batik Solo, lirik jurusan teknik batik
Lebih lanjut, Kota Solo menjadi salah satu daya tarik Jawa Tengah bagi Melaka. Bahkan, kata Massila, jurusan teknik batik yang tersedia di Universitas Batik Solo bisa menjadi kolaborasi yang sangat potensial.
“Kalau konteks universitas, saya melihat win win situation. Ada perkara di Jateng ini lebih advance daripada kami, contohnya batik di Solo. Kami bekerja sama dengan Universitas Batik Solo, mereka ada teknik batik, kami hanya ada teknik permesinan, di sana kita kolaborasi,” terangnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga ingin membantu dosen-dosen di Jawa Tengah untuk melanjutkan studi S-3 di Melaka. Terlebih, kata dia, biaya hidup Melaka dan Kota Semarang tak jauh beda.
“Kami di sini mau membantu supaya dosen dapat belajar di Melaka, yang mana cost hidup, kalau saya dimaklumkan oleh anak-anak Udinus itu lebih kurang sama seperti Semarang,” pungkasnya.