SEMARANG, beritajateng.tv – Ada yang berbeda dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80 di SD Pangudi Luhur (PL) Don Bosco Semarang tahun ini. Jika biasanya lomba 17 Agustus identik dengan perlombaan, kali ini sekolah mengadakan karnaval merah putih dan kampanye memilah sampah.
Kegiatan ini melibatkan lebih dari 900 peserta, terdiri dari 600 siswa-siswi KB, TK, dan SD, serta sekitar 300 orangtua. Tidak sekadar karnaval merah putih, peserta juga membawa aksesoris dan alat musik yang pembuatannya dari barang bekas.
Kepala SD PL Don Bosko, Yustina Tri Hartatik, menyatakan kegiatan mulai dengan karnaval merah putih yang seluruh siswa dan orang tua ikuti. Setelah itu, rombongan berkeliling ke Kampung Semeru, Telaga Bodas, Karangbendo, hingga Karangrejo, sambil membagikan stiker ajakan pilah sampah kepada warga.
Karnaval dan kampanye pilah sampah keliling kampung
Di sepanjang rute, anak-anak memungut sampah yang mereka temui. Plastik, botol, sedotan, bungkus makanan, hingga daun dan ranting dikumpulkan untuk kemudian dipilah menjadi sampah organik, anorganik, kertas, dan residu.
“Kami ingin memberikan edukasi bukan hanya kepada anak-anak, tapi juga masyarakat sekitar, bahwa memilah sampah dari rumah itu penting,” tuturnya kepada beritajateng.tv usai karnaval pada Jumat, 15 Agustus 2025.
BACA JUGA: BNNP Jateng Gandeng Satudarah MC Indonesia Perkuat Kampanye Anti-Narkoba di Masyarakat
Tak hanya memungut sampah, anak-anak juga diajak untuk mengubah barang bekas menjadi karya. Kepala Sekolah menjelaskan, untuk siswa kelas besar, pembuatan aksesoris dilakukan di sekolah.
“Kami minta anak-anak mengumpulkan bungkus-bungkus bekas makanan dari rumah, lalu di kelas mereka membuat hiasan bersama-sama dengan arahan guru. Untuk kelas besar, prosesnya memakan waktu dua jam pelajaran, dan jika belum selesai, dilanjutkan pada jam terakhir keesokan harinya,” jelasnya.
Sementara itu, untuk anak-anak kelas kecil, pembuatan berlangsung di rumah bersama orang tua. Pengolahan barang-barang bekas yang ada di rumah menjadi hiasan dan aksesoris yang di gunakan saat karnaval.
“Persiapan kegiatan ini sekitar dua hari sebelum hari H. Anak-anak membuat sendiri aksesoris yang mereka pakai, sehingga mereka merasa lebih bangga dan terlibat langsung,” tambah Kepala Sekolah.
Dukungan dan kerja sama untuk kampanye pemilahan sampah
Program ini mendapat dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah dan Fakultas Lingkungan Hidup UNDIP, serta partisipasi aktif orang tua murid. Ke depan, sekolah berencana menjalin kerja sama dengan Pemkot Semarang dan lembaga lain untuk mengembangkan pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomis.