SEMARANG, beritajateng.tv – Kondisi air di Reservoir Siranda Semarang saat penemuan mayat terjadi berada dalam kedalaman 2 meter. Hal ini menandakan bahwa memang Reservoir Siranda tidak beroperasi.
“Saat penemuan korban, itu cuma di kedalaman air pada angka 2 meter. Itu menandakan bahwa memang reservoir itu tidak kami fungsikan,” papar Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Moedal Semarang, Yudi Indardo.
Menurut Yudi, saat Reservoir Siranda berfungsi, air dalam tandon berada di kedalaman 5 meter.
“Pada saat penemuan jasad memang 2 meter. Kenapa enggak kita kosongkan? Karena bangunan air itu tidak memungkinkan. Kalau sampai kosong, nanti bangunan akan retak-retak dan bocor. Jadi harus tetap di sisakan air di batas ketinggian minimal,” jelasnya.
BACA JUGA: Tenang! Tak Ada Sari-sari Mayat, Reservoir Siranda Hanya Cadangan, Dipakai Terakhir 5 Juli 2025
Ia memastikan bahwa air bersih yang dikonsumsi masyarakat, berasal dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tirta Gajah Mungkur (TGM).
“Jadi, kami ingin menggaransi para pelanggan, bahwa 2 minggu kejadian tidak memfungsikan Reservoir Siranda. Korban hilang pada akhir Juli, dan baru ketemu 16 Agustus. Berarti selama 2 minggu itu memang reservoir tidak beroperasi, karena operasional terakhir 5 Juli 2025,” terang dia.
Bahkan, lanjut Yudi, setelah adanya temuan jasad itu, PDAM langsung menguras dan mendisinfektan Reservoir Siranda.