SEMARANG, beritajateng.tv – Mencermati dinamika cuaca yang terjadi sejak pekan pertama September 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang mulai mengambil langkah kesiapsiagaan.
Salah satunya menyiapkan SK Darurat Kebencanaan dan mengonsolidasikan seluruh desa tanggap bencana (destana) yang ada di sejumlah wilayah dengan risiko bencana tinggi di Kabupaten Semarang.
Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, mengungkap berdasarkan prakiraan BMKG, potensi pancaroba musim kemarau ke musim hujan yakni pada Oktober 2025.
“Ternyata baru memasuki bulan September ini hujan sudah turun di sejumlah wilayah Kabupaten Semarang,” ungkapnya di Ungaran, Kamis, 11 September 2025.
BACA JUGA: Dinas Kesehatan dan BPBD Semarang Cek Kesehatan Personel Pengamanan Gabungan: Mereka Jaga 24 Jam
Saat ini, jelasnya, BPBD Kabupaten Semarang tengah menyusun Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Semarang. Hari ini juga berlangsung FGD ketiga terkait rencana kontinjensi (renkon) kebencanaan.
Renkon kebencanaan di Kabupaten Semarang terfokus untuk banjir dan kekeringan. Terkait potensi yang BPBD Kabupaten Semarang miliki antara lain relawan serta desa tanggap bencana.
“Yang mana di tahun 2025 ini pembentukan destana di Kabupaten Semarang juga terus bertambah. Hingga hari ini ada penambahan 74 desa tanggap bencana,” lanjutnya.
Anggaran BPBD Kabupaten Semarang bentuk desa tanggap bencana
Awalnya, jelas Alexander, baru terbentuk 28 destana. Sebab, BPBD Kabupaten Semarang setiap tahun hanya memperoleh anggaran untuk pembentukan tiga destana.