SEMARANG, beritajateng.tv – Kabar meninggalnya Charlie Kirk tersampaikan langsung oleh Donald Trump. Ia menyatakan bahwa Kirk wafat akibat luka yang ia derita, namun ternyata tidak.
Bagi sebagian kalangan, Kirk terkenal sebagai sosok dengan pemikiran yang merepresentasikan Trumpisme dan kerap memiliki gagasan ekstrem.
Organisasi yang ia bangun, Turning Point USA, dalam waktu kurang dari sepuluh tahun telah berkembang menjadi gerakan konservatif muda terbesar di Amerika Serikat.
BACA JUGA: Video Sidang Dokter Zara Ungkap Deretan Tekanan saat Pendidikan Kedokteran
Kelompok ini disebut-sebut melahirkan banyak aktivis, sebagian di antaranya terlibat dalam kerusuhan di Washington pada 6 Januari 2021, setelah Trump kalah dari kandidat Demokrat Joe Biden.
Sebelum tahu lebih jauh, berikut ini beberapa fakta mengejutkan tentang kabar meninggalnya Charlie Kirk politisi muda AS.
4 Fakta Meninggalnya Charlie Kirk
Tertembak di Sebuah Universitas
Kirk, tokoh utama gerakan pemuda konservatif terbesar di Amerika Serikat, tewas tertembak saat berbicara di Universitas Utah Valley pada Rabu siang waktu setempat.
Saat itu, ia mengenakan kaus putih dengan tulisan “Freedom” di bagian depan, duduk di bawah tenda, dan menjawab pertanyaan dari para peserta yang mengerumuninya.
Tembakan Mengenai Leher
Jason Chaffetz, mantan anggota kongres Utah yang turut hadir dalam acara itu, mengatakan kepada Fox News bahwa Kirk tertembak ketika sedang menjawab pertanyaan.
Saat itu, topik yang ia bahas berkaitan dengan pelaku penembakan transgender dan kasus penembakan massal.
Menurut rekaman video di lokasi, pria berusia 31 tahun tersebut langsung terjatuh pingsan dengan darah mengucur dari lehernya.