SEMARANG, beritajateng.tv – Apa jadinya ketika sedang bertugas di luar negeri, tiba-tiba terjebak dalam kerusuhan besar? Itulah yang dialami Tecky Afifah Santy Amartha, dosen Kebidanan Poltekkes Semarang, saat menjalankan tugas WHO di Nepal.
Awalnya, kegiatan pelatihan Midwifery Leadership Program (MLP) berjalan lancar. Tecky bahkan menghadiri pembukaan resmi bersama pejabat Kementerian Kesehatan Nepal. Namun pada hari pertama, pada Senin, 8 September 2025, kabar mengejutkan datang. Aksi protes damai terkait pemblokiran media sosial berubah menjadi kerusuhan.
“Peserta pelatihan masih antusias, jadi kami lanjutkan hingga sore. Tapi malam harinya kondisi memburuk, aksi menyebar ke berbagai titik dan mulai ada bentrokan,” ujarnya saat beritajateng.tv temui di kampus pada Jumat, 19 September 2025.
Hari kedua, situasi semakin tegang. Kantor pemerintahan diserang, rumah pejabat dirusak, bahkan fasilitas umum terbakar. Beberapa laporan menyebut massa menjarah senjata polisi. WHO pun menginstruksikan pelatihan dialihkan ke daring demi keamanan.
“Namun menjelang siang, kami sudah tidak fokus lagi. WHO mengirimkan protokol keamanan, Kemenkes dan KBRI juga terus menghubungi kami. Akhirnya diputuskan kegiatan hari ketiga ditunda,” jelasnya.
BACA JUGA: Dosen Poltekkes Semarang Sempat Terjebak Kerusuhan Nepal, Begini Kisah Evakuasinya
Pada Rabu malam, suasana di Hotel Himalaya tempatnya menginap berubah mencekam. Dari balik jendela kamar, ia menyaksikan kepulan asap hitam tebal menjulang dari dua sisi berbeda kota Kathmandu. Sesekali terlihat bara api menyala terang, terikuti suara ledakan keras yang datang berulang.
“Menjelang sore kami bisa melihat kepulan asap hitam dari dua sisi kota. Malam harinya, bara api terlihat jelas, bahkan ada suara ledakan yang tidak cuma sekali dua kali. Suara tembakan dan ambulans bersahutan. Itu malam paling mencekam bagi kami,” tutur Tecky.
Tembakan, suara ledakan, hingga sirene ambulans terdengar bersahut-sahutan, membuat suasana semakin menegangkan. Tecky bersama tim WHO hanya bisa bertahan di dalam kamar hotel, sambil mengikuti instruksi untuk menyiapkan barang-barang penting. Seperti paspor dan dokumen jika sewaktu-waktu harus evakuasi.