Jateng

Terungkap Penyebab Meninggalnya Difalya Cendekia Danial: Heat Stroke Akibat Cuaca Panas Semarang

×

Terungkap Penyebab Meninggalnya Difalya Cendekia Danial: Heat Stroke Akibat Cuaca Panas Semarang

Sebarkan artikel ini

SEMARANG, beritajateng.tv – Akademi Kepolisian (Akpol) angkat bicara perihal meninggalnya Calon Bhayangkara Taruni (Cabhatar), Difalya Cendekia Danial asal Polda Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 27 September 2025 pagi lalu.

Saat beritajateng.tv hubungi pada Senin, 29 September 2025 sore via WhatsApp, Kabag Humas Akpol Kombes Pol Slamet Loesiono mengungkap hasil pemeriksaan Kepala Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Akpol, dr. Fandi, terhadap alasan meninggalnya wanita tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, kata Slamet, almarhumah meninggal lantaran kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi akibat cuaca panas di Kota Semarang.

“Almarhumah kekurangan zat kalium di dalam tubuh sebagai akibat kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, atau sebutannya heat stroke atau sun stroke. Hal ini bisa terjadi akibat cuaca panas, sengatan matahari yang cukup panas,” ungkap Slamet.

Hingga kini, tutur Slamet, pihak Akpol tengah mendalami lagi faktor penyebab heat stroke yang menyerang almarhumah.

Bukan kasus pertama, Slamet ungkap ada Taruna Akpol meninggal saat pendidikan dua tahun lalu

Slamet menambahkan, peristiwa kali ini bukan yang pertama. Sebelumnya, sekitar dua tahun lalu, seorang Taruna Akpol juga meninggal saat mengikuti proses pendidikan dan latihan integrasi (Candradimuka) di Akmil Magelang bersama Taruna Akademi TNI.

“Sebagai informasi tambahan saja, bahwa dua tahun lalu terdapat Taruna Akpol yang juga meninggal saat mengikuti proses pendidikan dan latihan integrasi di Akmil Magelang,” terangnya.

BACA JUGA: Hidung Mengeluarkan Busa, Begini Kronologi Mahasiswa Meninggal dalam Kos di Tembalang Semarang

Ia juga menyinggung, jika penyebabnya semata-mata karena panas terik matahari, seharusnya ribuan taruna lain juga mengalami hal yang sama.

“Jika meninggalnya semata-mata karena panas terik matahari, mengapa Taruna yang jumlahnya ribuan bisa tidak mengalami kemunduran itu?” ucap Slamet.

Slamet menjelaskan, almarhumah merupakan satu di antara 39 taruni hasil seleksi Akpol tahun 2025. Menurutnya, kemungkinan kondisi serupa bisa saja terjadi pada taruni lainnya.

“Terkait peristiwa kali ini, almarhumah adalah satu di antara 39 taruni hasil seleksi tahun ini. Artinya kemungkinan bisa juga terjadi pada taruni yang lain,” tegasnya.

Atas peristiwa itu, Akpol saat ini menelusuri rekam medis almarhumah. Upaya itu, kata Slamet, bukan untuk mencari pembenaran, namun untuk menemukan sebab musabab peristiwa yang menimpa taruni asal Sulsel tersebut.

“Dengan tidak bermaksud menyakiti perasaan keluarga yang kehilangan dan berduka, Akpol tengah menelusuri rekam jejak catatan medis almarhumah. Bukan untuk mencari pembenaran dan tidak juga untuk mengungkit almarhumah, tetapi mencoba mencari sebab musababnya. Untuk kemudian di koordinasikan dengan SSDM Mabes Polri kaitannya dengan rekrutmen taruna/i ke depan,” katanya.

Menurut Slamet, almarhumah sebenarnya cukup terbiasa dengan aktivitas lapangan lantaran ia merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara.

Almarhumah alami kejang dan lemas sejak Jumat sore

Lebih jauh, Slamet menegaskan Akpol telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif dalam kegiatan pendidikan, antara lain mengutamakan keselamatan taruna, menyediakan fasilitas air bersih yang siap minum di sejumlah lokasi latihan, serta mengupayakan pelatihan di tempat-tempat yang lebih teduh.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan