SUKABUMI, beritajateng.tv – Seorang siswa perempuan berusia 10 tahun berinisial S asal Desa Sirnasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebuah rumah sakit di Sukabumi pada Minggu, 5 Oktober 2025 malam.
Kematian bocah tersebut sempat memunculkan dugaan di masyarakat bahwa penyebabnya adalah keracunan makanan bergizi (MBG) yang dugaan kuat berasal dari sekolah.
Informasi mengenai kematian S yang beredar viral di media sosial, terutama di Facebook, menyebutkan bahwa korban meninggal setelah mengonsumsi makanan bergizi.
Namun, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi angkat bicara untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.
BACA JUGA: Wajibkan Punya Sertifikat Higienis, BGN Tegaskan Sanksi Bagi SPPG yang Sebabkan Keracunan MBG
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, menjelaskan bahwa kematian S bukan karena keracunan massal akibat makanan bergizi.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa korban sudah mengalami gangguan pernapasan yang berat jauh sebelum di rujuk ke rumah sakit.
“Informasi yang kami terima dari petugas kesehatan setempat menyebutkan bahwa pasien sudah mengalami gejala gangguan pernapasan sejak sebelumnya. Jika makanan bergizi menjadi penyebabnya, seharusnya tidak hanya satu orang yang terdampak. Tim surveilans kami sudah turun untuk memastikan hal ini,” ungkap Agus, Senin 6 Oktober 2025.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan laporan medis, S dibawa ke IGD rumah sakit pada pukul 16:30 WIB dengan kondisi penurunan kesadaran yang sudah berlangsung selama lebih kurang lima jam sebelumnya.
Dr. Raisha Fasmilisa Nugraha, dokter jaga yang menangani, mencatat keluhan pasien berupa sesak napas, batuk berdahak, dan demam yang sudah berlangsung selama dua hari.
Keluarga korban sempat memberikan air minum kepada S saat kondisinya belum sadar sepenuhnya. Namun air tersebut justru membuat korban tersedak dan muntah.
Keadaan korban semakin memburuk, sehingga S akhirnya dirujuk ke IGD karena mengalami kesulitan bernapas yang semakin parah.
Setibanya di IGD, petugas medis langsung memberikan terapi oksigen, cairan infus, dan beberapa obat pernapasan untuk membantu korban.