Jateng

Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometerologi, Bupati Semarang: Alat Harus Siap Agar Penanganan Cepat

×

Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometerologi, Bupati Semarang: Alat Harus Siap Agar Penanganan Cepat

Sebarkan artikel ini
Bencana Hidrometerologi | ngesti nugraha
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha. (Bowo Pribadi/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Pimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometerologi Tahun 2025, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, mengingatkan seluruh peralatan pendukung penanganan kebencanaan harus siap guna.

Pasalnya, dukungan peralatan yang setiap saat bisa berfungsi dan memadai akan sangat membantu berbagai kegiatan penanganan cepat di lapangan jika terjadi darurat kebencanaan.

“Pastikan semua peralatan pendukung kebencanaan setiap saat siap guna untuk membantu kecepatan penanganan,” jelasnya pada apel di Alun alun Bung Karno, Ungaran, Kamis, 30 Oktober 2025.

BACA JUGA: Percepat Penanganan Banjir Semarang-Demak, Ahmad Luthfi Minta Optimalisasi Pompa

Berdasarkan prediksi BMKG, kata Ngesti, sebagian besar wilayah Kabupaten Semarang telah memasuki musim penghujan dengan puncak curah hujan perkiraan pada Januari 2026 mendatang.

Di satu sisi, sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang memiliki karakteristik kerawanan terhadap bencanaan hidrometeorologi yang beragam. Mulai tanah dari longsor, banjir, dan angin puting beliung.

“Maka risiko bencana hidrometeorologi juga akan meningkat dan ini harus kita waspadai. Seperti beberapa waktu lalu, meski siang panas, sore hari turun hujan deras dengan angin kencang yang menimbulkan dampak kerusakan,” jelasnya.

Antisipasi potensi bencana hidrometerologi

Oleh karena itu, Bupati menegaskan apel kesiapsiagaan lintas sektoral, baik BPBD, TNI, Polri, relawan, masyarakat serta dukungan unsur yang lain menjadi sangat penting dalam rangka mengantisipasi potensi tersebut.

Hingga 29 Oktober 2025, lanjut Ngesti, di Kabupaten Semarang terjadi 13 peristiwa bencana banjir, 42 kebakaran rumah, tiga kebakaran lahan, dan 15 peristiwa angin puting beliung.

Sedang tanah longsor 71 peristiwa, kekeringan saat musim kemarau 22, satu kali gempa bumi, lain-lain 20 kejadian, dan kejadian non-bencana mencapai 31 peristiwa.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan