Opini

Kritik Aksentologi: Membentuk Manusia Berbudaya

×

Kritik Aksentologi: Membentuk Manusia Berbudaya

Sebarkan artikel ini
kritik aksentologi
Fahrur Rozi. Ketua Umum Bengkel Sastra IAIN Madura. (dokumen pribadi).

Kritik aksentologi adalah sebuah gerakan intelektual yang berupaya untuk mengeksplorasi dan mengkritisi asumsi-asumsi yang terkandung dalam praktik aksen. Kritik aksentologi juga berarti pendekatan yang terlalu berfokus pada aspek aksen dalam analisis budaya atau sastra. Gerakan ini sering kali berkaitan dengan seruan untuk memahami  kenyataan sosial, budaya, dan politik yang mendasari suatu karya seni atau tekstual.

Dalam banyak kasus, aksentologi telah menjadi sebuah praktik yang membentuk stereotip dan generalisasi tentang kelompok-kelompok sosial tertentu, terutama dalam konteks kolonialisme dan rasisme. Misalnya, penulis kulit putih seringkali memandang aksen orang Afrika atau Asia sebagai bentuk “lain” atau “eksotis” dari bahasa Inggris yang “asli”. Pandangan semacam ini mengabaikan keragaman dan kompleksitas yang terkandung dalam bahasa dan budaya lain. Selain itu mengabaikan ketidaksetaraan sosial yang mendasari hubungan antara orang kulit putih dan orang berkulit gelap di dalam dan di luar negeri.

Kritik aksentologi berupaya untuk menantang pandangan semacam ini dengan menekankan pentingnya memahami aspek-aspek sosial dan politik yang mendasari karya sastra atau tekstual. Gerakan ini menekankan bahwa bahasa dan sastra tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan politiknya. Untuk menemukan analisis yang lebih komprehensif harus mempertimbangkan pengaruh-pengaruh sejarah, politik, dan sosial yang membentuk bahasa dan sastra tertentu.

Salah satu tujuan utama kritik aksentologi adalah untuk membuka jalan bagi pembaca dan peneliti agar lebih memahami pengaruh-pengaruh sejarah, politik, dan sosial dalam sastra dan bahasa. Dalam banyak kasus, hal ini melibatkan penggunaan pendekatan multidisiplin, seperti antropologi, sosiologi, dan sejarah. Pendekatan semacam ini memungkinkan kita untuk memahami lebih baik kenyataan sosial dan politik yang mendasari suatu karya sastra atau bahasa, serta mengambil langkah-langkah untuk menantang pandangan stereotip dan generalisasi yang dapat muncul dari pendekatan yang terlalu fokus pada aksen.

Kritik Aksentologi: Kajian Sastra Memanusiakan Manusia

Kritik aksentologi menunjukkan betapa pentingnya memahami aspek-aspek sosial dan politik yang mendasari bahasa dan sastra. Gerakan ini mengajarkan kita untuk mengkaji lebih dalam dari kenyataan sosial, budaya, dan politik yang mendasari karya sastra atau tekstual, dan memperluas pandangan kita tentang apa yang mungkin, atau tidak mungkin di dalamnya. Dengan menantang pandangan stereotip dan generalisasi yang terkandung dalam praktik aksentologi, kita dapat memperluas wawasan kita tentang keragaman dan kompleksitas dalam bahasa dan budaya lain, serta mengambil langkah-langkah untuk menangani ketidaksetaraan.

Aksentologi adalah studi tentang bagaimana aksen atau logat seseorang mempengaruhi cara orang memandang, memahami, dan memperlakukan mereka. Studi ini telah memicu banyak diskusi dan debat tentang dampak dari aksen dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pendidikan, karir, dan interaksi sosial.

Namun, kritik terhadap aksentologi muncul karena adanya kekhawatiran bahwa pandangan stereotipikal tentang aksen yang dapat menghasilkan diskriminasi. Selanjutnya dapat melahirkan ketidakadilan bagi orang yang memiliki aksen yang berbeda. Lebih dari itu, pandangan stereotipikal tentang aksen juga dapat memperkuat ketidaksetaraan sosial dan budaya. Selain itu, memperkuat kecenderungan untuk merendahkan dan mengesankan orang yang memiliki aksen yang berbeda.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan