SEMARANG, beritajateng.tv – Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) memadati auditorium dalam kuliah umum sekaligus bedah buku ‘Aldera’. Kegiatan yang bertajuk ‘Aldera’, Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999’ tersebut diselenggarakan di Gedung Prof. Wuryanto Unnes, Kamis 6 April 2023 sore.
Kompak mengenakan jas almamater kuningnya, mahasiswa Unnes yang hadir dalam acara tersebut nampak antusias. Antusiasme tersebut dibarengi dengan lantunan lagu ‘Totalitas Perjuangan’ yang dinyanyikan sebagian mahasiswa, kemudian diikuti mahasiswa lainnya, usai lagu Indonesia Raya dikumandangkan.
Rektor Unnes, Prof. Dr. S Martono, M.Si berharap kuliah umum dan bedah buku ini dapat mempertajam pikiran mahasiswa Unnes agar lebih peduli terhadap negara, khususnya saat terjun langsung dalam gerakan-gerakan politik.
BACA JUGA: Belajar Soal Kelembagaan, Mahasiswa UNNES dan UIN Walisongo Sambangi Bawaslu Semarang
“Betapa peran pemuda sudah tampak, bahkan pada masa sebelum kemerdekaan dan saat mengisi kemerdekaan seperti saat ini. Bagaimana kita bisa berdiri di negara kita sendiri jika kita tidak mampu mencegah provokasi dan tindakan dari luar yang kurang sesuai dengan harkat perilaku budaya kita?” tegasnya.
Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) adalah pembuka jalan transformasi politik dari otoritarian menuju demokrasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh narasumber sekaligus Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes Ngabiyanto, Aldera adalah gerakan yang menjadi sejarah sekaligus tonggak spirit kaum muda sehingga terjadi reformasi 1998 silam.
“Selain memainkan peranan penting dalam interaksi perlawanan rezim, Aldera juga menjadi sejarah dan spirit gerakan kaum muda yang mendorong reformasi 1998,” ungkapnya.
BACA JUGA: Mahasiswa Unnes Sosialisasikan Pembuatan Eco Enzyme di SMK N 1 Sayung
Menuai jalan sejarah yang panjang, demokrasi terus menjumpai tantangannya tersendiri hingga saat ini. Berbagai hal seperti pragmatisme hingga radikalisme dalam masyarakat menjadi ancaman utama.
Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Hukum Unnes Ali Masyhar Mursyid menyinggung terkait pragmatisme masyarakat yang masih sering terjadi saat menyambut Pemilu.
“Masyarakat kita itu pragmatis. Ikut nyoblos pas pemilu misalnya, kalau nggak ada duit ya ndak akan mau. Pragmatis sekali,” tutur Ali.