SEMARANG, beritajateng.tv – Sejumlah pihak menilai kebijakan subsidi kendaraan listrik oleh pemerintah justru akan menimbulkan permasalahan baru.
Founder Komunitas Peduli Transportasi Kota Semarang (KPTS) Theresia Tarigan memandang subsidi kendaraan listrik tersebut justru akan menambah ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Ia menilai, kebijakan tersebut juga bertentangan dengan prinsip transportasi berkelanjutan.
“Untuk masyarakat umum, (memberikan subsidi motor listrik) artinya mempertahankan perilaku ngelaju berkendara itu kan buang waktu di jalan juga, biarpun pakai motor listrik. Ampun deh kebijakan ini masyarakat harus motoran sampai tua,” tutur Theresia, Jumat 14 April 2023.
BACA JUGA: Catat! Ini 19 Lokasi Stasiun Pengisian Baterai Mobil Listrik di Jawa Tengah
Jika ingin mengikuti prinsip transportasi berkelanjutan, Theresia memandang bahwa pemerintah perlu mendorong masyarakat menjadi less mobility, yakni dengan mendekatkan jarak rumah ke tempat kerja.
“Makanya perlu ada rumah tinggal yang dekat tempat kerja, sehingga tempat kerja bisa dengan berjalan kaki, naik sepeda, atau bus,” imbuhnya.
Menyadur rilis resmi dari situs Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), salah satu tujuan pemberian subsidi kendaraan listrik ialah untuk menciptakan kualitas udara bersih dan ramah lingkungan.
“Insentif itu dimaksudkan dalam rangka mempercepat industri KBLBB di Tanah Air. Adapun, percepatan ini dalam rangka mendorong efisiensi dan ketahanan energi, serta terwujudnya kualitas udara bersih dan ramah lingkungan,” ujar Menko Marinvest Luhut Binsar Pandjaitan.
BACA JUGA: Dukung Transisi ke Kendaraan Listrik, Dinas ESDM Jateng Sebut Sarana Prasarana Sudah Siap
Sementara, penggunaan kendaraan listrik yang masif akan meningkatkan suplai batubara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Mendorong motor listrik disaat suplai listrik dari PLTU batubara, itu kan norak banget. Jadi kita harus bisa menyediakan war material yang ramah lingkungan juga untuk menjadi listrik kan. Kalau enggak kan sama aja bohong,” tegas Theresia.