SEMARANG, beritajateng.tv – Taman Indonesia Kaya kembali menggelar Program Ruang Kreatif. Kali ini, giliran Tari Jaipong Gandrung Bandung yang berkesempatan memeriahkan panggung Taman Indonesia Kaya.
Kegiatan workshop yang menghadirkan narasumber Rosmala Sari Dewi, owner dari Gandrung Dance Studio dan Sanggar Nyi Ronggeng ini berlangsung di Taman Indonesia Kaya, Jalan Menteri Supeno, Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Minggu 2 Juli 2023.
Teguh Yasa Abratama dari Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan, kegiatan budaya memang rutin terselenggara di Taman Indonesia Kaya. Hal tersebut guna memfasilitasi warga umum maupun penari untuk belajar langsung dari ahlinya.
“Dua hari ini, kelas tarinya adalah kelas Tari Jaipong Gandrung Bandung yang dibawakan langsung oleh Rosmala Sari Dewi, penari sekaligus koreografer yang menguasai tarian Jaipong ini, agar dia bisa memberikan knowledgenya kepada peserta,” kata Teguh kepada beritajateng.tv, Minggu 2 Juli 2023.
BACA JUGA: Meriahkan Hari Tari Sedunia, 42 Karya Tari Tampil di Taman Indonesia Kaya Semarang
Terkait alasan memilih tari tradisonal yang berasal Jawa Barat tersebut, Teguh menyebut supaya dapat menambah khasanah ilmu tarian-tarian tradisional di seluruh Indonesia kepada warga Semarang. Menurutnya, meski tinggal di Kota Semarang, penting untuk tetap belajar budaya daerah lain.
“Tujuannya untuk menjadi wadah ekspresi budaya, tentu untuk mengenalkan budaya Indonesia agar kita sebagai masyarakat Indonesia semakin mencintai budaya kita sendiri,” lanjutnya.
Indri Kirana, salah satu peserta mengaku antusias belajar Tari Jaipong bersama sang penciptanya langsung. Ia sendiri memiliki latar belakang tari jawa klasik, khususnya tarian Solo.
“Tari Jaipong Gandrung Bandung dinamis, berbeda dengan tarian Jawa yang mengalir dan lembut. Dari musiknya aja kerasa, jadi ini Tari Jaipong sama sekali hal baru buat saya,” kata Indri.
Tari Jaipong Gandrung Bandung Menguras Tenaga
Meski tak lagi berusia muda, namun fisik Indri terbukti kuat. Buktinya, ia mampu mengikuti workshop selama dua hari berturut-turut. Terkait kesusahan, ia menyebut Tari Jaipong lebih menguras tenaga.