Scroll Untuk Baca Artikel
Headline

Film ‘Suzanna: Malam Jumat Kliwon’ Bawa Nuansa Klasik, Luna Maya Ungkap Kejadian Horor di Gunung Pancar

×

Film ‘Suzanna: Malam Jumat Kliwon’ Bawa Nuansa Klasik, Luna Maya Ungkap Kejadian Horor di Gunung Pancar

Sebarkan artikel ini
film Suzanna
Luna Maya (kiri), Guntur Soeharjanto (tengah), dan Taskya Namya (kanan) saat mempromosikan film ‘Suzanna: Malam Jumat Kliwon’ di Kota Semarang, Sabtu 8 Juli 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Aktris Luna Maya akan kembali menghiasi layar bioskop Indonesia sebagai Suzanna dalam film Suzanna: Malam Jumat Kliwon mulai 3 Agustus 2023 mendatang.

Siap tampil Agustus mendatang, Luna bersama sutradara Guntur Soeharjanto dan aktris Taskya Namya berkunjung ke Kota Semarang untuk mempromosikan film Suzanna pada Sabtu sore, 8 Juli 2023.

Tentunya, kesan horor dan mistis tak akan lepas jika berbincang soal Suzanna. Bahkan, Luna Maya bercerita ia melakukan ritual makan kembang bak yang dilakukan Suzanna semasa hidupnya. Selama proses syuting film Suzanna, Luna menyebut ada kejadian horor yang membuat seluruh kru terdiam dan merinding.

“Waktu kita yang di Gunung Pancar ya, ada saya kebetulan jadi sundel bolong, ada yang ketawa beneran saya sautin balik. Mas Guntur denger dari headphone-nya,” ungkap Luna di Kampus Karangpanas, Kota Semarang, Sabtu 8 Juli 2023.

BACA JUGA: Kisah Menyeramkan di Villa Tua, Begini Sinopsis Film Kutukan Sembilan Setan, Bikin Merinding!

Guntur pun membenarkan hal tersebut. Sosok yang pernah menyutradari film ’99 Cahaya di Langit Eropa’ itu mendengar suara tertawa yang mirip dengan suara Luna.

“Kedengeran dari headphone. Bunyinya sama persis. Itu kok Luna belum ngomong tapi udah ada suaranya, semua kru denger waktu itu,” ucap Guntur.

Meskipun mengusung konsep yang sama, Guntur menyebut adanya perbedaan dan keunikan baru dalam film Suzanna kali ini. Menurutnya, ‘Suzanna: Malam Jumat Kliwon’ terkesan lebih klasik. Sebab kisah yang diangkat berkutat pada hidup Suzanna semasa muda.

“Justru ini lebih klasik lagi, karena ceritanya jauh lebih lokal ya, karena kalau yang pertama urban. Kalau sekarang bener-bener setting-nya Jawa Timur. Story-nya waktu Suzanna masih muda, kalau yang pertama kan lebih dewasa ya udah nikah,” terangnya.

Film Suzanna kali ini lebih organik dan minim CGI

Adapun tantangan yang ia hadapi sebagai sutradara yakni menghidupkan sosok Suzanna yang menjadi legend. Baginya, film Suzanna tak hanya soal bagaimana membuat tampilan Luna Maya semirip mungkin dengan Suzanna. Sehingga, film Suzanna tahun ini menurutnya lebih kompleks dari sebelumnya.

“Nggak cuma tampilan kalau sekarang, tapi lebih dari itu. Bagaimana struktur ceritanya, bagaimana karakternya, bagaimana hal yang belum kita munculkan pertama itu muncul semuanya. Kalau Luna tadi bilang jauh lebih kompleks ya iya bener. Alurnya berlayer-layer, nggak cuma tampilan aja. Plotnya juga banyak,” tandas Guntur.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan