SEMARANG, beritajateng.tv – Ketua DPRD Jateng Sumanto memberi sorotan khusus pada tingginya harga beras di pasaran saat ini. Menurut Sumanto, harga beras saat ini merupakan yang termahal dalam 10 tahun terakhir.
Politisi PDI Perjuangan ini menyebut, sekarang ini rata-rata harga gabah kering panen petani mencapai Rp 7.000 per kilogram. Angka tersebut melonjak tinggi daripada harga gabah kering panen bulan Februari-Maret 2023 yang hanya berkisar Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kilogram. Bahkan tahun lalu harganya hanya berkisar Rp 3.800 hingga Rp 4.000 per kilogram sehingga membuat para petani merugi.
Menurutnya, harga beras yang naik terjadi akibat dampak kemarau panjang dan El Nino yang menyebabkan produksi padi menurun.
“Berdasarkan prediksi BMKG ada El Nino, suhu panas naik sehingga perkiraan musim kemarau lebih panjang dari tahun lalu. Banyak sawah mengering karena kurang sumber air,” kata politisi asal Karanganyar ini, Rabu 11 Oktober 2023.
Ia menambahkan, harga beras sangat bergantung pada mekanisme pasar dan tak terlalu bisa diintervensi pemerintah. Terlebih kebutuhan beras di Jateng termasuk tinggi.
“Harga beras tergantung supply and demand. Demandnya lebih tinggi dari supply pasti harga naik,” ujar Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng ini.
Menurut data, harga rata-rata beras premium di Jateng mencapai Rp 12.680 hingga Rp 13.700 per kilogram.
Sumanto mengatakan, harga beras yang tinggi ini menguntungkan petani. Hal tersebut akan memicu para petani kembali menggarap sawah. Sebab kondisi tersebut akan meningkatkan pendapatan mereka. Petani yang beramai-ramai menggarap sawah akan membuat produksi beras meningkat dan swasembada pangan tercapai.
“Selama ini masih banyak tanah milik pengusaha, mereka investasikan tanah banyak yang nganggur tidak digarap karena takut rugi. Ini akan memicu petani berbondong-bondong ke sawah menanam padi. Jika suplai cukup saya kira harga akan turun sendiri,” katanya.