Pendidikan

Bina Anak Jalanan hingga Preman, Begini Kisah Gus Huda Dirikan Pesantren Ndalan Semarang

×

Bina Anak Jalanan hingga Preman, Begini Kisah Gus Huda Dirikan Pesantren Ndalan Semarang

Sebarkan artikel ini
Pesantren Santri Ndalan Nusantara
Muhammad Nurul Huda atau Gus Huda, pengasuh Pondok Pesantren Santri Ndalan Nusantara (Sandal) Semarang. (Foto: Dok. Pribadi)

SEMARANG, beritajateng.tv – Ada banyak pondok pesantren yang memiliki santri dengan latar belakang siswa atau pelajar/mahasiswa. Namun, pondok pesantren yang khusus menerima anak jalanan atau preman yang ingin bertaubat hampir bisa terbilang langka. Salah satunya adalah Pesantren Santri Ndalan Nusantara (Sandal) Semarang.

Ponpes Sandal sendiri berlokasi di Jalan Pleburan Raya No 42, Pleburan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Pesantren yang didirikan oleh Muhammad Nurul Huda (Gus Huda) tersebut berangkat dari keprihatinan atas kesan negatif yang melekat di sekitar Kecamatan Semarang Selatan. Gus Huda lantas melakukan pendekatan pada sejumlah anak jalanan atau preman yang ada di kawasan itu.

“Saat itu masyarakat resah karena banyak kaum yang berpaham radikal yang masuk di lingkungan ini. Akhirnya ada salah satu warga yang mengenal kyai kami. Kami diutus kyai ke sini pada tahun 2014, memang keresahan masyarakat nyata di sini, kami sampai debat fisik juga,” kata Gus Huda saat beritajateng.tv temui, Rabu, 18 Oktober 2023.

BACA JUGA: Santrinya Orang-Orang Tak Biasa, Begini Kisah Ponpes Sandal Bina Anak Jalanan di Semarang

Kemudian, Gus Huda mulai melakukan pendekatan dengan merangkul anak-anak muda sekitar. Namun, ia mengaku sedikit mengalami kendala lantaran terdapat perbedaan karakteristik antara anak muda perkotaan dengan anak muda pedesaan terlebih santri.

Oleh karena itu, ia melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan memahami keseharian mereka dan mengedukasi secara perlahan.

“Ternyata anak-anak muda jarang yang mau ke masjid, jarang yang mau mengaji, jarang mau berbuat baik. Awalnya saya merangkul mereka, saya membebaskan mereka berbuat apa supaya mereka paham ada kyai yang mau ngemong dan nggak sedikit-sedikit menghakimi,” lanjutnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan