SEMARANG, beritajateng.tv – Hingga saat ini, Indonesia masih menghadapi kondisi kelebihan pasokan listrik atau oversupply hingga 7 Giga Watt (GW). Jumlah itu tersampaikan oleh Direktur Utama PT Persero PLN, Darmawan Prasodjo, beberapa waktu lalu.
Pengamat energi Universitas Diponegoro, Joko Windarto, menuturkan, konsumsi listrik per kapita Indonesia pada tahun 2022 masih menyentuh angka 1.173 kwH.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia menargetkan pemanfaatan listrik per kapita pada tahun 2025 sebanyak 2.500 kwH. Kondisi oversupply dan pemakaian listrik per kapita yang belum mencapai target ini mendapat sorotan. Menurut Joko, kondisi oversupply listrik ini terjadi karena perhitungan yang kurang tepat.
“Dulu rencana perhitungannya kurang tepat. Misalkan kita menganggap ekonomi akan naik 7 persen, sehingga listriknya perlu banyak. Ternyata ekonomi kita hanya naiknya 4 persen, hitung-hitungannya terlalu optimis,” ujar Joko lewat sambungan WhatsApp, Minggu, 5 November 2023.
Hal itu menyebabkan pembangunan PLTU semakin masif di berbagai wilayah. Namun sayangnya, perhitungan yang kurang tepat itu, bagi Joko, membuat PLN harus bekerja keras untuk meningkatkan pemakaian listrik masyarakat.
BACA JUGA: Menyamar Vendor PLN, 4 Pencuri Nekat Gasak Tiang Listrik
Upaya pemerintah atasi oversupply listrik
Lebih lanjut, Joko menilai upaya pemerintah yang menggencarkan pemakaian kendaraan listrik hingga memberikan hibah Alat Memasak Listrik (AML) berupa rice cooker menjadi upaya dalam mengatasi oversupply tersebut.
“Karena sudah terlanjur, kan (PLTU) itu ga bisa balik lagi. PLN sudah ada perjanjian dengan pembangkit itu. Jadi PLN tetap ingin kebutuhan listrik naik, caranya dengan menggencarkan penggunaa mobil listrik, sepeda motor listrik, rice cooker. Salah satu tujuannya itu,” beber Joko.
Joko tak memungkiri penutupan PLTU guna mengatasi oversupply listrik di Indonesia. Kendati demikian, banyak hal yang mesti jadi pertimbangan secara matang untuk menutup sebuah PLTU.
“Kalau menutup PLTU sebenarnya bagus. PLTU yang lama itu bisa dipensiunkan, tetapi itu tidak mudah juga,” ungkap Joko.