SEMARANG, beritajateng.tv – Artikel ini akan mengungkap cara-cara masak yang dapat membentuk racun penyebab kanker.
Saat memasak makanan, kita pastinya akan menggunakan bahan-bahan terbaik sambil mempertimbangkan nutrisinya.
Namun, perlu kita ketahui bahwa bahan makanan terbaik itu tidak akan kita rasakan nutrisinya jika tidak menggunakan cara yang benar.
Sebagai contoh, daging merah memiliki protein hewani yang tinggi. Namun ternyata jika kita tidak perhatikan, ada cara yang salah dalam memasaknya. Hal tersebut pun kemudian dapat memicu kanker.
BACA JUGA: Pasien Kanker Tak Perlu Antre, RSWN Semarang Segera Bangun Gedung Onkologi Radiasi
Melansir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), berikut beberapa cara memasak makanan salah yang perlu kamu waspadai.
Masak dalam suhu tinggi
Jika memanaskan makanan dalam suhu tinggi seperti menggoreng, memanggang dan membakar, rupanya dapat memicu pembentukan acrylamide.
Penelitian tahun 2002 dari Stockholm University menemukan acrylamide terbentuk karena proses pemanasan dengan temperatur tinggi mencapai 120 derajat Celcius, seperti beritajateng.tv lansir dari laman The European Food Information Council.
Selain itu, FDA juga menerangkan masih ada pertentangan akan efek dari acrylamide terhadap manusia. Sebab, studi menunjukkan acrylamide kadar tinggi menyebabkan kanker pada hewan.
Namun acrylamide yang digunakan untuk studi tersebut lebih tinggi dari kadar yang ditemukan dalam makanan manusia.
Membakar
Ada dua tipe karsinogen yang terbentuk dari proses pembakaran, yaitu heterocyclic amines dan polycyclic aromatic hydrocarbons. Bagian kerak hitam akibat hangus itulah tempat terbentuknya karsinogen.
Mengutip MD Anderson Cancer Center University of Texas, Carrie Daniel-MacDougall menyebut bahwa cara sehat memasak daging untuk meminimalisir racun yaitu dengan cara marinasi daging sebelum kita bakar. Selesaikan pematangan di oven atau microwave, serta konsumsi dengan banyak sayur dan makanan berserat.
Ia pun juga menyarankan untuk tidak mengonsumsi daging merah terlalu sering.