BLORA, beritajateng.tv – Tak henti-hentinya Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Blora berusaha memperjuangkan harga tebu di Blora hingga maksimal.
Berbagai langkah mereka lakukan, mulai dari menyurati PT Gendhis Multi Manis (GMM), menyurati Bupati Blora, DPRD Blora, dan sekarang mereka hendak menyurati Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Perjuangan ini masih berlangsung meskipun secara berkala PT GMM Blora telah menaikkan harga tebu secara berkala. Bahkan sejak mulainya masa giling pada Rabu (8/5) hingga Senin (20/5) kemarin sudah naik dua kali.
Yang pada awal giling semula harganya Rp 69.000/ku, Senin (20/5) pukul 15.00 menjadi Rp 72.000/ku untuk pos 1 Blora. Sedangkan pos 2 Puncakwangi Rp 74.000/ku, pos 3 Ronngo Rp 75.000/ku, pos 4 Rembang Rp 74.000/ku, Pos 5 Cepu Rp 74.000/ku, pos 6 Kradenan Rp 74.000/ku, pos 7 Sragen Rp 74.000/ku dan pos 8 Purwodadi Rp 74.000/ku.
BACA JUGA: Merasa Rugi, Petani di Blora Wadul ke DPRD Soal Harga Tebu
Kenaikan harga tersebut, menurut sekertaris APTRI Blora Anton Sudibyo masih ia anggap kurang maksimal. Hal ini karena menurutnya rendemennya masih rendah.
“Harusnya rendemen tebu Blora dinaikkan lagi, karena kualitas tebu Blora bagus, dan pabrik lain berani menerima harga tebu Blora lebih tinggi,” jelas Anton, Selasa 21 Mei 2024.
APTRI Blora, kata Anton, akan terus memperjuangkan nasib petani tebu Blora, agar mendapatkan harga tebu agar mencapai harga maksimal, “Paling tidak sama dengan pabrik lainnya,” imbuhnya.
Karena APTRI sudah menyurati DPRD Blora, belum ada tanggapan sampai sekarang. Pihaknya akan menyurati Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang akan ditembuskan ke Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Bulog pusat.
BACA JUGA: Hadir Lagi di Blora, Presdir Pabrik Gula Rembang Ajak Kaum Milenial Tanam Tebu
Sementara pendiri PT GMM yang juga mantan Direktur Utama (Dirut) Lie Kamadjaja, menganjurkan agar APTRI tidak perlu membuat gerakan yang frontal untuk mengadu domba atau melakukan aksi ke GMM.
“Kita main elegan, kita surati berjenjang. Mulai dari PT GMM, Pembkab, Provinsi ditembuskan ke Bulog dan Pak Prabowo, nanti beliau akan membantu. Karena pak Prabowo itu sejak dulu memperhatikan nasib petani,” jelas Lie Kamadjaja.
Lie Kamadjaja meyakinkan kepada APTRI bahwa ia akan memulai membangun pabrik gula di wilayah Rembang. Tepatnya di Kecamatan Sulang dengan kapasitas giling 3000 ton/ hari.
Menurutnya, di tahun 2026, targetnya pabrik gula sudah berdiri. Lie Kamadjaja mulai sekarang akan menggandeng petani tebu di Rembang dan Blora.
“Saya akan memanggil pengusaha kaya di Jakarta, untuk menjadi bapak angkat untuk petani tebu di Blora. Mulai sekarang kita akan tanam tebu sebanyak-banyaknya, agar nanti begitu pabrik berdiri bisa giling secara kontinu (berkelanjutan)”, ungkapnya.
BACA JUGA: Mantan Presdir Pabrik Gula PT GMM Gelar Temu Kangen Petani Tebu di Blora, Lie Kamadjaja : Politik Mengalir Saja
Lie Kamadjaja menambahkan, bahwa ia berjanji akan membantu perjuangan APTRI, namun dengan caranya sendiri.