SEMARANG, beritajateng.tv – Kecanduan judi online (judol) terus memicu aksi gila sang pemain dari hari ke hari. Demi kemenangan semu, mereka rela berhutang, menjual barang-barang, hingga membunuh orang lain.
Pakar Sosiolog asal Kota Semarang, Hermawan Pancasiwi, mengatakan bahwa perilaku pemain judi online semakin tak terkendali. Ia bahkan menyebut, judi online jauh lebih berbahaya dari judi konvensional.
“Judi online itu jauh lebih bebahaya dari judi-judi biasa yang face to face. Karena judi online itu memanipulasi,” ujar Hermawan saat beritajateng.tv hubungi, Jumat, 14 Juni 2024.
Menurutnya, judi online memakai teknik yang membuat pemainnya kecanduan atau adiktif. Misalnya, pemain judi online akan mendapat kemenangan kecil-kecilan terlebih dahulu.
BACA JUGA: Situs Judol Menjamur Lantaran Banyak Peminat, Sosiolog: Masyarakat Indonesia Pengen Cepat Kaya
Layaknya bermain layang-layang, kemenangan tersebut berguna untuk mengulur atau memainkan perasaan pemain judol agar merasa senang dan ketagihan. Barulah setelah itu permainan dimulai.
“Nah, ketika pemain sudah merasa dia bisa menang, dia akan mulai ketagihan, di situlah dia akan ditarik [kalah] dan sampai habis-habisan betul, barang di rumah sudah pada hilang karena dijual untuk judi online,” bebernya.
Padahal, Hermawan menilai cara main judi online sebenarnya sangat mudah dicurangi oleh bandar. Sistemnya yang online dan jarak jauh menyebabkan pemain tak bisa mengontrol bagaimana cara kerja judol.
Selain permainan psikologis, Hermawan menyoroti lokasi kantor situs judi online yang kebanyakan di luar negeri. Menurutnya, hal tersebut membuat situs-situs itu semakin tak tersentuh hukum dan bebas merajalela.
Efek judi online terhadap ekonomi para pemainnya
Keganasan judi online tak berhenti di situ. Hermawan menegaskan judi online menyerang individual lebih parah lagi.