“Kalau jujur suara helikopter memang menganggu pembelajaran, karena kan biasanya nggak ada tapi sekarang setiap jam dari pagi ada terus. Tapi semuanya demi memadamkan api di TPA Jatibarang,” ucap Winsu saat beritajateng.tv temui di kantornya.
Sebagai salah satu sekolah yang lokasinya bersebelahan dengan TPA Jatibarang, Wisnu berharap pemadaman api segera cepat selesai. Terlebih, dengan bantuan water bombing dari helikopter BNPB, ia berharap dapat aktivitas sekolahnya dapat segera berangsur normal kembali.
Sementara itu, setelah pertama kali terbakar pada Senin, 18 September lalu, berbagai upaya dilakukan untuk memadamkan api di TPA Jatibarang. Salah satunya dengan bantuan water bombing.
BACA JUGA:Sempat Ujian di Tengah Kepungan Asap, Aktivitas SD Negeri 4 Ngaliyan Mulai Berangsur Normal
Untuk memadamkan api di TPA Jatibarang, kendaraan udara itu mengambil air dari Waduk Kreo dan sumber danau sekitar TPA seperti Danau BSB. Selanjutnya, air tersebut ditumpahkan dari atas udara ke titik-titik target yang telah ditandai dengan bendera.
Uniknya, Helikopter Super Puma yang bertugas memadamkan api di TPA Jatibarang merupakan jenis yang sama saat memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Gunung Arjuno dan Bromo.(*)
Editor: Farah Nazila
