Selain itu, menjalin silaturahmi antar komunitas pecinta alam, pelajar dan ormas yang ada di wilayah Batang maupun dari luar daerah. Seperti PSHT, Orari, SAR, Bravo, Rapi, Kokam, Bajapala, RBC, Celeng, KPGB, MRI, ACT, Omah Alam, Onion, Argabatra, Kalingga Adventure, Ngopi Serang, Dieng Komunitas, Curtina Hasta Kama serta sejumlah pelajar pecinta alam lainnya.
Menurut Subur, aksi penyelamatan hutan ini adalah sikap dan kepedulian lintas ormas dan komunitas serta pelajar terhadap kondisi alam khususnya lereng gunung prau. “Banyak lahan hutan yang beralih fungsi, selain itu ada beberapa pembalakan liar yang dilakukan oleh orang tak bertanggungjawab,” tuturnya.
“Kita berharap aksi kegiatan penyelamatan hutan ini akan terus berlanjut. Mengingat banyak hutan di lereng gunung prau yang gundul dan berubah fungsi,” lanjutnya.
Sementara itu, Adm KPH Pekalongan Timur Untoro Tri Kurniawan mengatakan ada sekitar 20 ribu hektar yang masuk di Perhutani Pekalongan Timur salah satunya di Bawang ini. Baik itu hutan lindung maupun hutan produksi, ada beberapa lokasi yang perlu dilakukan reboisaasi, karena kondisinya rusak akibat kebakaran dan bencana lainnya.
“Intinya kami mengapreasiasi dan mendukung peran serta dari para komunitas pecinta alam, ormas dan unsur lainnya yang terlibat dalam aksi penyelamatan hutan ini. Kita berharap kegiatan ini terus berlanjut demi menjaga hutan tetap lestari hingga anak cucu,” ucapnya.
“Dalam kegiatan pengawasan, sosialisasi kepada masyarakat maupun sebagainya, kita juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta stakeholder terkait lainnya,” tandasnya. (Ak/El))