Bahkan, Swiss berencana untuk mengenakan pajak pada kemasan plastik untuk menekan produksi sampah di negara tersebut.
“Sekarang saatnya fokus yang mana 60 persen lebih data sampah organik yang masuk ke TPA itu adalah rumah tangga, pelaku UMKM, resto, hotel, itu yang harus ditekankan pendampingan,” jelasnya.
Namun, Theresia tidak hanya meminta pemerintah untuk bertindak. Bersama Komunitas Green Solidarity, Theresia telah memulai langkah-langkah nyata untuk mengurangi sampah di ranah warga.
BACA JUGA:DLH Kota Semarang Sediakan 3.400 Tempat Pilah Sampah
Di rumahnya sendiri, Theresia mengadakan program “Peduli Barang Bekas Botol Plastik.” Dalam program ini, warga di sekitar kediaman Theresia dapat menukarkan lima botol plastik dengan produk-produk ramah lingkungan seperti sabun cuci piring, eco enzyme, dan bibit tanaman.
Inisiatif semacam ini ia harap dapat menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk mulai mengelola sampah rumah tangga dengan lebih baik.
“Saya berharap kedepannya kita mulai membuat sistem, bagaimana satu rumah tangga, per RT, RW, bisa mengolah sampahnya sendiri,” harapnya.(*)
Editor: Farah Nazila