“Prosesnya panjang, banyak tahapan. Di klub sejak belia, sejak kecil saya latih di Kudus. Setelah itu, prestasinya bagus, ia masuk ke PPLOP Jawa Tengah. Setelah di PPLOP kita panggil ke Pelatda PON Panjat Tebing Jateng. Kebetulan saya pelatih juga di Pelatda Jateng dan ketemu lagi dengan saya. Di situ kami berlatih bersama dan meraih emas PON ini,” ujar Yoyok.
Ia menambahkan, sebelum final, cukup optimis anak asuhnya itu mampu meraih emas sebab mencatatkan poin tertinggi saat babak kualifikasi.
“Di kualifikasi, Nafa final nomor satu, di semi final nafa peringkat tiga. Di final, Nafa berhasil kembali nomor satu, luar biasa,” ujarnya.
Perolehan emas di nomor boulder putri ini membuat panjat tebing Jateng kini telah meraih dua emas. Tentunya pencapaian ini belum memenuhi target dari KONI Jateng, yakni Cabor panjat tebing mendapat meraih tiga emas.
Namun demikian, potensi menambah emas masih terbuka di beberapa nomor yang masih akan berlangsung. Misalnya, boulder beregu putra dan putri, serta nomor speed klasik.
“Peluang meraih emas di nomor-nomor beregu. Mudah-mudahan bisa tercapai,” tandasnya. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.