Sementara itu, bagi umumnya para atlet yang turun berlomba, venue dayung di danau Rawapening ini memiliki karakter serta tantangan tersendiri. Terutama arah angin yang cukup sulit untuk diprediksi.
Sehingga membutuhkan penyesuaian dan benerapa adaptasi. Angin yang cukup kencang dan cepat berubah juga mengakibatkan rumpun-rumpun eceng gondok masuk ke dalam lintasan dan mengganggu peserta.
Seperti atlet dayung Kota Semarang, Bagus Ginanjar ungkapkan. Menurutnya, tantangan terbesar berlomba di danau Rawapening ini adalah faktor cuaca dan angin yang kencang karena danau ini cukup luas.
BACA JUGA: Transisi Atlet Senior ke Junior, FORKI Kabupaten Semarang: Tak Pengaruhi Target di Porprov Jateng
Ia bahkan sempat mengalami insiden saat shell atau perahu cangkangnya terbalik akibat angin yang bertiup kencang dan permukaan air danau berombak pada saat hujan.
Akibatnya oarlock atau pengait dayung tidak menyangga maksimal dan dayungnya sempat lepas. “Walaupun insiden ini tidak terjadi pada saat berlomba, namun sempat membuat saya jadi kurang fokus,” jelasnya. (*)
Editor: Farah Nazila