SEMARANG, beritajateng.tv – Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) turut memantik perhatian kontestan Pilgub Jawa Tengah. Mengapa tidak? Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) merilis data PHK dari Januari hingga Agustus 2024 di Jawa Tengah mencapai 14 ribu lebih.
Calon Wakil Gubernur (Cawagub) nomor urut 1, Hendrar Prihadi (Hendi), mengaku sudah turun langsung ke pengusaha yang terpaksa melakukan PHK pada para buruh.
Hal itu Hendi ungkap saat beritajateng.tv jumpai di Posko Pemenangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi di Jalan Pandanaran Nomor 100, Kota Semarang, Jumat, 4 Oktober 2024.
BACA JUGA: Tegaskan Jawa Tengah Basis Banteng, Hendi: Sejak Reformasi Hingga Kini Gubernurnya dari PDIP
“Jadi ini lebih pada sebuah daya beli yang turun. Kenapa? Apalagi untuk mereka yang ekspor hari ini, imbas daripada Perang Ukraina, Iran-Israel-Palestina, membuat mata rantai distribusi terganggu. Kebutuhannya juga semakin mengecil,” ungkap Hendi.
Oleh sebab kebutuhan pasar yang kian mengecil, kata Handi, produksi perusahaan garmen dan tekstil yang menyumbang PHK terbanyak tak bisa maksimal.
Hendi tegaskan Pemprov Jateng harus mampu ringankan beban pengusaha dan buruh, bagaimana caranya?
Dalam hematnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah harus berperan dalam menyelesaikan badai PHK. Adapun keputusan Pemprov Jawa Tengah, kata Hendi, harus mampu meringankan seluruh pihak, baik buruh maupun pengusaha.
“Di tingkat pengusahanya ya tidak usah lagi dituntut target dari pendapatan kondisi normal, kita harus bisa baca itu,” ucapnya.
Sementara itu, dari sisi tenaga kerja atau buruh yang terkena PHK, Hendi menginginkan ada terobosan untuk meringankan beban mereka pasca-PHK.
BACA JUGA: Solid! Kunjungi Kabupaten Tegal, Andika-Hendi Bareng Bima-Syaeful Mujab Temui Masyarakat
“Pemerintah tampil untuk ngasih keringanan terhadap biaya hidup mereka, seperti sembako, dll. Agar mereka bisa bertahan hidup, itu yang harus dilakukan pemerintah untuk kondisi seperti itu,” tegas Hendi.