“Apakah mungkin ada kebijakan yang menyulitkan mereka untuk mendapat bahan baku atau birokrasi (pemerintah) yang sulit,” ucapnya.
Perihal industri garmen yang rentan melakukan PHK terhadap karyawannya, Aulia mengungkap persaingan dengan industri luar negeri jadi alasan.
“Garmen itu alas kaki, persaingan dari luar sangat luar biasa. Garmen kami di Jepara, persaingannya itu dari produk Cina masuk,” jelasnya.
BACA JUGA: Menilik Kantor VSTP di Kota Lama Semarang, Awal Mula Aksi Mogok Buruh Terbesar se-Indonesia
Ia pun menyayangkan investasi yang makin ramai di Kota Semarang, namun mesti berbarengan dengan perusahaan setempat yang menutup bisnisnya.
Lebih lanjut, Aulia menyebut faktor upah turut andil dalam badai PHK ini. Sebab, upah yang menurutnya rendah membuat pekerja hanya bisa memenuhi kebutuhan primer. Maka, industri yang bergerak di bidang sekunder bisa jadi gulung tikar.
“Kalau upahnya tinggi, daya beli itu meningkat. Perusahaan sendiri yang akan lebih aman. Sekarang ditekan upahnya, buruh menahan belanja sekunder, hanya primer,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi