Ia mengakui bahwa belum ada komunikasi langsung dengan tokoh-tokoh. “Belum ada nama yang masuk, belum ada. Kalau nama-nama yang mulai muncul, kami akan sampaikan ke DPD, bahwa di media atau misal ada komunikasi internal, japri atau apalah gitu. Semuanya nanti kita tampung. Kita laporkan ke DPD bahwa ada suara di masyarakat seperti ini, Jangan sampai mendahului,” bebernya.
Komunikasi menurutnya bisa dari banyak saluran, termasuk dari DPC, DPD dan DPP Partai Gerindra. “Data itu yang perlu sinkronisasi. Rencana sih kita mau mengadakan rapat koordinasi dan rapat konsolidasi ke tingkat PAC. Meminta saran, setidaknya kriteria calon dan akan kita klopkan dengan kebutuhan pemimpin kota Semaang dari internal partai. Tentunya kami mengutamakan kader dulu,” jelasnya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang ini menyebut semua punya peluang untuk maju di Pilwakot lewat Partai Gerindra.
“Semua berpeluang, kami tidak pilah pilih, tidak anti koalisi. Semua punya peluang berkoalisi dengan Gerindra, entah itu PDIP, Golkar, Nasdem Demokrat, PSI dan partai lain punya peluang yang sama,” paparnya.
Soal Koalisi Indonesia Maju yang mungkin dibawa ke daerah, Joko justru menampik. Menurut dia, urusan Pilkada tentu melihat dinamika politik di daerah.
“Jadi tidak harus menutup kemungkinan kita berkoalisi seperti Pilpres kemarin. Kebutuhan kota kan berbeda dengan Nasional. Saat ini kami masih di tahapan membuat kriteria calon pemimpin kota Semarang belum ke personal,” terangnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah