Sebagai orang tua, Tyas mengaku selalu memberikan dukungan moral dan pendampingan belajar.
“Tapi aku tetap dukung karena itu impian dia,” katanya.
BACA JUGA: Evaluasi 8 Tahun 5 Hari Sekolah di Jateng: Performa Siswa Turun Usai Jam 1 Siang, Sabtu Ortu Masih Kerja
Tyas setiap hari berusaha menciptakan suasana belajar nyaman dengan cara sederhana namun penuh perhatian—mulai dari menyiapkan sarapan sehat, hingga menemani Qila belajar sepulang latihan.
“Dan yang paling penting, aku selalu ngasih semangat kalau dia merasa lelah atau bingung,” tambahnya.
Meski demikian, pengaturan waktu tetap menjadi hal yang menantang di tengah kesibukan rumah tangga.
“Kadang susah ngatur agar dia nggak terlalu fokus ke olimpiade saja. Harus ada waktu buat main, istirahat, dan jalan-jalan bareng keluarga biar dia nggak stres,” jelasnya.
Tyas masih mengingat jelas momen haru ketika Qila meraih juara dan langsung memeluknya.“Waktu dia ke arahku, dia peluk aku dan bilang, ‘Terima kasih, Bun, sudah selalu nemenin.’ Itu momen yang bikin semua lelah hilang,” kenangnya.
Ia juga berpesan kepada para orang tua agar mendukung proses, bukan hanya hasil.
“Jangan cuma tekan anak untuk menang. Beri dia waktu istirahat, jaga kesehatannya, dan selalu bilang kalau kamu bangga padanya apa pun hasilnya. Yang paling penting adalah usaha dan pengalaman yang mereka dapat,” terangnya. (*)
Editor: Farah Nazila













