Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Semarang Bagus Suryokusumo mengatakan, banyak orang tua memperbolehkan anaknya bermain ponsel agar tidak rewel. Selain itu, orang tua juga sibuk sendiri dengan memegang gadget masing-masing.
“Pola seperti ini perlu diubah karena tidak bagus. Kecanduan gadget bisa membuat anak bersikap anti sosial karena ponsel ini bisa menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh,” kata dia.
Agar tak terjadi ketergantungan, dia meminta orang tua mendampingi anaknya saat bermain ponsel. Langkah ini untuk mencegah anak mengakses konten-konten yang tak sesuai usianya. Belum lagi, interaksi di media sosial juga rentan menimbulkan cyber bullying yang bisa berpengaruh ke mental anak.
“Kalau melarang sama sekali tampaknya sulit, setidaknya batasi waktu penggunaan handphone bagi anak. Paling tidak hanya saat Sabtu-Minggu atau hari libur,” paparnya.
Sementara Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Semarang Ari Dwi Setyanto mengungkapkan gadget menjadi salah satu penyebab naiknya angka pernikahan dini di Kabupaten Semarang. Menurut dia, tahun 2022 ini, angka pernikahan dini di Kabupaten Semarang naik 5 persen. Hal itu ikut dipengaruhi maraknya interaksi di media sosial.
“Ciri khas remaja itu rasa ingin tahunya tinggi. Maka saya berpesan ke orang tua untuk memantau anaknya saat memakai handphone. Jangan sampai salah langkah dan terjadi pernikahan dini. Kasihan jika anak-anak kita salah langkah, menjadi orang tua di usia muda dan belum siap menjalani kehidupan berumah tangga,” tandasnya. (adv)
editor: ricky fitriyanto