Pihaknya pun menolak bertemu dengan perwakilan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) sekalipun.
“Tapi kenapa Pak Lutfi ini enggak berani ketemu sama kita? Kita enggak butuh dinas-dinas yang ada di situ, Pak, enggak butuh kami Sekda, enggak butuh kami kepala dinas, kami butuhnya Pak Gubernur untuk hadir di sini. Kita tidak anarkis Masa kita masuk ke situ aja enggak dibolehin. Pemdanya takut ya? Takut,” ucap dia.
BACA JUGA: Wujudkan Clean Government and Good Governance, Ahmad Luthfi Dukung Pemeriksaan BPK ke OPD dan BUMD Jateng
Selain itu, Aufa juga menyinggung kunjungan Ahmad Luthfi ke kampusnya beberapa waktu lalu. Ia mengaku sempat meminta langsung ke Mantan Kapolda Jawa Tengah itu untuk membebaskan rekan mereka yang berproses hukum pasca-unjuk rasa May Day pada Mei lalu.
“Kami menagih janji sebetulnya tentang kawan-kawan kami yang ditahan pada saat aksi May Day. Pemprov Jawa Tengah terutama Pak Gubernur ketika saya tanyakan gelagapan teman-teman jawabannya. Apa tuh? ‘Iya, iya Mas. Saya sudah menjanjikan kemarin Restorative justice. Omong kosong. Ternyata Pak Kapolda egois juga, enggak mau ngelepas teman-teman kami,” pungkasnya.
Pantauan beritajateng.tv selama unjuk rasa berlangsung, massa aksi yang berasal dari berbagai kampus di Kota Semarang meminta untuk masuk dan bertemu dengan Luthfi. Pintu gerbang pun sempat terbuka, namun polisi menutup pintu itu kembali. (*)
Editor: Farah Nazila