Tiap bulannya, Sulis dan istri mengurus berbagai persiapan kegiatan posyandu tanpa bayaran sepeserpun. Mulai dari persiapan meja kursi, hingga administrasi.
Kejadian ini membuat Sulis dan istri cukup terkejut. Selain itu, kader-kader posyandu lain juga cukup syok dan mendapat tekanan mental.
“Itu orang e angel sama warga. Dia nggak mau dikasih masukan. Sebelum mengunggah pun belum ada konfirmasi ke RT atau posyandu,” ucap Sulis.
Atas kejadian ini, Sulis mengaku ia sebenarnya tak anti kritik. Sebagai ketua RT, ia sudah biasa menghadapi permasalahan warga. Hanya saja, ia cukup menyayangkan langkah Ika dalam memviralkan masalah ini di sosial media.
BACA JUGA: Viral Warga Kritik Menu PMT Posyandu di Semarang Kurang Bergizi untuk Balita, Ini Isi Makanannya
Menurutnya, para kader dan pengurus posyandu saat ini masih kebingungan dan ketakutan. Terutama sang istri yang merupakan ibu posyandu.
“Semua kader terutama RT 5 bingung, tanya ke saya dan istri saya, mereka takut dipenjara. Ibaratnya mereka sudah mau rela berkegiatan, tiba-tiba viral karena pemahamannya berbeda, itu kasihan,” tandas Sulis. (*)
Editor: Farah Nazila