Menurutnya, masalah jalan Pantura seharusnya sudah menjadi perhatian pemerintah provinsi maupun nasional. Namun, meski sering dijanjikan akan ditangani, kondisi di lapangan tetap memprihatinkan.
BACA JUGA: Curah Hujan Tinggi, Pemprov Jateng Lakukan Berbagai Upaya Atasi Banjir di Sejumlah Daerah
“Memang itu seharusnya atensi tingkat pemerintah provinsi. Cuman memang kemarin sudah di atensi tingkat nasional tapi nyatanya pemerintah tidak ada penyelesaian sama sekali,” ujarnya.
Ia menambahkan, kerusakan jalan dan minimnya pengawasan berdampak pada aktivitas masyarakat dan keselamatan pengguna jalan.
“Kami melihat jalanan masih berlubang, truk-truk besar masih banyak begitu. Bahkan terminal-terminal bayang-bayang berisi para preman saya rasa belum ada tindak lanjut, sehingga kawan-kawan yang laju dari masing-masing kabupaten mereka belum bebas untuk bergerak sama sekali,” jelasnya.
Nilai alokasi anggaran tak jelas, BEM KM desak langkah nyata
Fakhrian juga menyoroti buruknya manajemen anggaran daerah dalam penanganan infrastruktur dasar, seperti peremajaan armada sampah dan perbaikan jalan di wilayah Kota Semarang.
“Khususnya di Kota Semarang kita melihat bahwa hari ini truk-truk sampah tidak layak guna. Nyatanya truk-truk membawa sampah masih berserakan di jalanan karena truk terkesan nggak layak pakai,” ujarnya.
Ia menuturkan, mahasiswa Unissula sempat menggelar audiensi bersama Wali Kota Semarang dan sejumlah perwakilan mahasiswa lain beberapa bulan lalu. Namun, janji perbaikan yang terkait keterbatasan anggaran belum juga terwujud.
“Katanya anggaran-anggaran itu tidak bisa untuk satu atau dua truk. Jadi anggaran ditetapkan semua harus dapat tergantikan. Cuman saya rasa kalau memang menunggu waktu sampai kapan begitu?” tutupnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













