“Skenario penanganan tahun ini adalah sama saat kita menghadapi kemarau panjang 2019 lalu. Di Rembang kemarin, apabila ada kebutuhan air, sumbernya dari daerah sekitar. Inilah yang kita potret dan kita harapkan terkendali,” ucapnya.
Pihaknya optimis, skema gotong royong dan saling bantu antardaerah tersebut akan membuat Provinsi Jateng mampu mengendalikan ancaman kekeringan air yang datang saat musim kemarau seperti saat ini.
“Tahun ini dasarian untuk musim hujan cukup panjang. Nanti kita mulai puncaknya itu bulan Juli dan Agustus besok. Semakin baik kondisinya Insyaallah awal November mulai memasuki musim penghujan,” ucapnya.
Sebagai informasi, sebanyak 38 desa di 12 daerah se-Jateng sudah terdampak kekeringan air hingga Jum’at, 30 Juni 2023. Adapun 12 daerah tersebut yakni Cilacap, Klaten, Sragen, Grobogan, Blora, Pemalang, Tegal, Brebes, Demak, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan Kabupaten Magelang.
Selama bulan Juni 2023, ia menuturkan ke-12 daerah tersebut sudah menerima bantuan air bersih. Penyaluran air bersih itu terlaksana oleh pemerintah daerah bersama TNI serta perusahaan swasta melalui program CSR (corporate social responsibility). Terhitung sebanyak 1.011.500 liter sudah tersalurkan kepada daerah yang membutuhkan. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi