SEMARANG, beritajateng.tv – Di kawasan Pecinan Semarang, tepatnya di Jalan Wotgandul Barat No 14, Kranggan, Semarang Tengah, terdapat sebuah bangunan rumah yang juga merupakan cagar budaya. Tempat tersebut bernama Dharma Boutique Roastery, yang dulunya adalah rumah kopi Margo Redjo.
Bentuknya sederhana, bahkan nyaris tak terlihat dari jalan raya. Barulah ketika melihat dengan teliti, sebuah bangunan yang didominasi warna putih dan perpaduan Belanda Jawa masih tampak berdiri gagah.
Ketika beritajateng.tv berkunjung, Safarudin Al Ghazali, manajer sekaligus barista Dharma Boutique Roastery berkesempatan memandu tur mini.
Rombongan yang berisi beberapa orang pun nampak antusias menyimak sejarah Margo Redjo, cikal bakal dari Dharma Boutique Roastery.
BACA JUGA: Enggan Orang Sebut Kafe, Ini yang Berbeda dari Rumah Kopi Dharma Boutique Roastery
Safar menjelaskan, yang merintis Margo Redjo ialah Tan Tiong Le sebagai pemilik pertamanya pada tahun 1915.
Awalnya, Tan Tiong Lie merantau ke Cimahi. Kemudian di sanalah ia mendirikan bisnis kopi bernama Eerste Bandoengsche Koffiebranderij Margo Redjo. Barulah pada 1925, ‘Margo Redjo’ dibawa ke Semarang dan bertahan hingga saat ini.
“Awalnya dari pabrik kopi bernama Margo Redjo, yang kemudian sempat mengalami beberapa kali perubahan hingga sekarang namanya Dharma Boutique Roastery. Nama Dharma diambil dari nama terakhir pemiliknya saat ini yaitu Widayat Basuki Dharmowiyono,” jelas Safarudin Al Ghazali, Kamis, 20 Juli 2023.
Pabrik Kopi Margo Redjo sendiri memiliki kejayaannya pada masa lalu. Ia bahkan sempat menjadi pemasok kopi ekspor Indonesia hingga 60%.