“Mungkin kalau dia secara fisik lebih dari aku, dari latar belakang baik-baik mungkin aku masih bisa. Ya sudahlah gitu kalau dia mau nikah lagi, mau poligami, walaupun caranya salah,” ujarnya.
Ia pun meneruskan dengan santai, “Bersedia (dipoligami) kalau dia memang peremuan baik-baik. Tapi kan masalahnya tidak ada perempuan baik-baik yang mau sama suami orang. Ha-ha-ha. Itu sih plot twistnya.”
Sebelumnya, Inara mengungkapkan keinginannya untuk tetap mempertahankan pernikahannya karena dia mengenal karakter suaminya yang cenderung tidak lama berpikir saat mengambil keputusan.
“Kan kita berumah tangga bukan baru kemarin sore. Aku tahu pola dia, habitnya dia, suka mikir pendek. Aku enggak berani bilang dia bodoh, cuma aku bilang bahwa dia tuh enggak bisa melihat jangka panjang,” ungkapnya.
Inara Rusli pun menambahkan, “Dia dalam mengambil keputusan dan kebijakan enggak bisa long term. Makanya aku mikir, ya terserah dia mau bilang apa.” (*)