Selain itu, isu yang disampaikan pun juga memiliki makna mendalam. Misalnya seperti isu sosial, lingkungan, perempuan, hingga luapan emosi personal.
Dalami seni kolase hingga bisa kolaborasi dengan Louis Vuitton dan bikin Komunitas Kolasemauku
Kini, Riska telah berkecimpung di dunia seni kolase selama lebih dari 13 tahun. Tak lagi sekadar hobi belaka, ia ternyata juga meraih banyak prestasi. Salah satunya berkolaborasi dengan brand Louis Vuitton pada Clara Magazine.
“Nggak nyangka dan lebih ke kaget awalnya itu dikontak orang Clara Magazine mau minta tolong untuk project mereka dengan LV. Nah ternyata mereka order untuk 4 kolase seukuran folio gitu dengan judul pshyco dynamic,” jelasnya.
Selain berkolaborasi dengan jenama ternama, Riska juga sering mengikuti sejumlah pameran hingga lolos pada submission kolase baik di Indonedia maupun di luar negeri. Bahkan, ia turut menginisiasi terbentuknya Komunitas Kolasemauku di Kota Semarang.
BACA JUGA: Uniknya ‘Lumaku Maju’, Ajak Anak Muda Healing dengan Budget 0 Rupiah
Di sisi lain, Riska masih setia melakukan seni kolase secara manual dengan menggunakan tangan daripada teknologi canggih.
Riska mengakui jika seni kolase membawa banyak pengaruh pada kesehatan mentalnya. Baginya, kolase adalah salah satu jalan untuk meluapkan emosi yang tidak bisa ia luapkan dengan cara lain.
“Setelah berkolase jadi punya medium meluapkan unek-unek yang tidak bisa saya ungkapkan, merasa lebih aman dan nyaman untuk menjadi diri sendiri. Kadang saya kolaborasikan dengan narasi, karena saya juga suka menulis,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi